F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (27/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Ketiga
Digembalakan Oleh Yesus Kristus Didalam Kekayaan-Nya Agar Tidak Kekurangan Dalam Satu Karuniapun Selama Di Dunia ini

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Minggu, 22Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian 26”  

Didalam Kristus, setiap domba atau setiap orang percaya kepunyaan Kristus adalah orang-orang yang kaya dalam segala hal untuk menggenapi sabda Yesus yang berbunyi:

Matius 5:13-16 Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."


Kehidupan  penggembalaan yang dibangun berdasarkan sederetan kebahagiaan:

Matius 5:1-12 Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."


Deretan kebahagiaan tersebut di atas, yang disampaikan oleh Yesus merupakan deretan kebahagiaan yang tak berlandas pada bagaimana dunia mendefinisikan kebahagiaan hidup. Indikasi utama telah dinyatakan pada kebahagiaan pertama.  



Berbicara kemiskinan, dunia dan dirimu sendiri tak akan peduli  dan tak pernah mencemaskan kemiskinanmu di hadapan Allah sebab jikapun demikian asalkan ada uang dan harta benda bukankah berarti Allah masih memberkati sebab dengan demikian masih dapat berderma dan menolong sesama manusia?? Mengalami dan mengakui miskin di hadapan Allah tak berpaut dengan kemiskian materi sebab Yesus menunjukan itu sebagai sebuah kesadaran dan pengakuan manusia akan siapakah dirinya dan betapa ia begitu bergantung pada Allah agar ia dapat memiliki kelimpahan di hadapan Allah, yaitu memiliki kehidupan kekal atau memiliki Kerajaan Sorga. Mengakui kemiskinan hidup bahwa hidup kekal di hadapan Allah tak dimilikinya sendiri atau tak ditemukan di dalam dirinya sendiri selain dari Yesus sebagaimana ia telah menyatakannya dalam sebuah dialog  berikut ini:

Markus 10:17-31 Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"


Ayat 19-20 Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!" Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku."


Miskin di hadapan Allah telah dikatakan sebagai sebuah kebahagiaan, sebab natur manusia tidak mungkin akan mengakukan dirinya sebagai miskin atau tak berdaya untuk sampai pada sebuah keberserahan hingga berkata “aku miskin di hadapanmu Tuhan.” Orang yang begitu baik dan memenuhi kebaikan berdasarkan hukum Taurat, pun berpikir demikian bahkan penuh percaya diri bahwa ia kaya di hadapan Allah. Itu sebabnya ia menjawab Yesus: “Guru, semuanya  itu telah kuturuti sejak masa mudaku.” Miskin dalam deret pertama begitu jelas dengan “empunya kerajaan sorga” yang menunjukan itu  hanya terjadi jika Yesus melakukan sesuatu atas kemiskinan tersebut. Miskin jelas sebuah keadaan yang lemah dan membutuhkan pertolongan. Sampai ia dapat  mengakui dirinya miskin di hadapan Allah maka barulah ia menyadari bahwa segenap capaian moralitasnya tak membuat dirinya kaya sehingga mampu untuk membeli atau memperoleh hidup kekal. Bahwa  orang kaya tersebut tak memiliki apapun juga di hadapan Kristus sekalipun ia telah menuruti tuntutan hukum Taurat atau menyangka dirinya kaya dalam kehidupan rohani di hadapan Allah sejak masa mudanya jelas terlihat pada jawaban Yesus kepadanya:

Ayat 21 Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."


Inilah jawaban dan instruksi Yesus baginya untuk didengar dan ditaati. Perintah yang pertama-tama segera menunjukan bahwa sebetulnya ia sungguh-sungguh miskin di hadapan Allah dengan cara memerintahkan sebuah perintah agar ia memiliki kekakayaan sejati  yaitu memiliki hidup kekal, berupa jualah semua hartamu dan berikanlah kepada semua orang miskin yang hendak menunjukan apa yang tak dapat dilakukan oleh uang kekayaannya dan apapun segala daya upayanya yang tak dapat diperhitungkan dalam cara seperti apapun sehingga menjawab pertanyaan: apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup kekal. Tak hanya itu, Yesus memerintahkannya agar setelah tak berpunya apapun dalam pandangan manusia. Ia harus datang  kepada dan mengikut Yesus, hendak menunjukan bahwa  yang dimaksudkan dengan“hanya satu lagi kekuranganmu”  adalah benar-benar diluar jangkauan dan daya juang manusia untuk mencapai dan mewujudkannya atau hanya dapat disediakan oleh Yesus saja!


Itu sebabnya deretan kebahagiaan yang disabdakan oleh Yesus, pada ujungnya, merupakan kebahagiaan yang sekalipun pada realitasnya begitu membuatmu menderita di dunia: Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat, yang menunjukan bahwa dasar keberbahagiaan seorang anak Allah adalah  dapat memiliki dan mengikut Yesus  sebab Yesus sendiri datang membawa pada dirinya Kerajaan Sorga. Dialah yang menjadi dasar bagi  penghiburan, kepuasan, memperoleh kemurahan, melihat Allah [Yohanes 14:20 Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu; Yohanes 14:8,9 Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami,… Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa "], menjadi anaak-anak Allah atau pengikut-pengikut Kristus yang dapat mentaati sabda Kristus di dalam dunia "biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama." Menjadi anak-anak Allah di dalam dunia yang dapat menekan kebahagiaan hidup semua manusia tanpa kecuali dan dapat membuat kehidupan anak-anak Allah pada lahiriahnya, ragawinya dan jiwanya begitu sukar terlihat kebedaannya pada pandangan mata kita, mata anak-anak manusia.


Jadi bukan dimanakah letak kekayaan atau kemampuan-kemampuan  ragawi moralitas seorang anak Allah, tetapi di dalam siapakah kekayaan dan kemuliaan hidup seorang anak Allah itu di hadapan dunia dan di hadapan Allah. Ketika seorang manusia dapat menyadari kemiskinan atau ketakberdayaannya untuk mendapatkan hidup kekal maka ia dapat datang dan dapat menjadi pengikut Yesus Kristus. Inilah  dasar bagi terjadinya seorang manusia untuk merespon panggilan Allah dan merespon pemberitaan injil kepada segala bangsa. Inilah kemiskinan yang membawa kebahagiaan di dalam Tuhan dan karena itu berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah. Yesus telah menunjukan dan meletakan dirinya sebagai sumber kebahagiaan bagi semua manusia, ia datang untuk menganugerahkan kebahagiaan, bukan datang untuk menjadi corpus delicti bagi semua anak-anak Tuhan. Perhatikan sabda Yesus berikut ini: “Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: "Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya." (Matius 10:23-24). Di dalam kekayaan semacam itulah maka setiap dari anak-anak Allah dapat menggenapi kehidupan yang dikehendaki Yesus agar digenapi sementara  semua hidup di dunia ini, agar: “menjadi garam dan terang dunia,” yang sungguh-sungguh berguna bagi dunia di tangan Allah, atau memiliki kehidupan yang begitu kaya dan limpah untuk menerangi dan memberkati dunia ini dengan terang keselamatan dari Allah melalui perbuatan-perbuatan nyata yang dapat membuat umat manusia dapat memuliakan Bapa:


Matius 5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."


Sehingga relasi Yesus terhadap setiap anak-anak Allah atau setiap orang yang mengikut Kristus merupakan agen-agen  terang Allah atau yang  telah menerima kehidupan kekal dari Yesus berdasarkan mengenali kemiskinan dirinya, bukan hanya membuat dirinya tidak bisa membeli atau mengusahkan sendiri baginya apapun juga  di dunia ini  sehingga tak dapat memiliki kehidupan yang diberkati Allah di bumi ini dan setelahnya. Diberkati agar dapat masuk dan menjalankan sebuah kehidupan yang melahirkan perbuatan-perbuatan yang membuat banyak orang dapat melihatmu hidup di dalam terang dan memuliakan Bapa. Inilah yang menyebabkan moralitas dunia bukan sama sekali kebenaran yang datang dari Allah yang datang untuk menebus manusia dari perhambaan iblis. Moralitas dunia mustahil memasukan Tuhan yang benar dan satu-satunya itu sebagai  kebenaran absolut bagi moralitas dunia ini.


“Terangmu bersinar”  dalam wujud perbuatan-perbuatan baik telah merupakan jenis perbuatan baik yang tak dikenali dunia, sebab ditautkan dengan memuliakan Bapa. Bapa yang hanya dapat dijumpai dalam Kristus: “barangsiapa telah melihat Aku, telah melihat Bapa.” Sehingga  itulah sebabnya bukan sama sekali sebuah relasi dan perbuatan-perbuatan baik dalam relasi dengan Bapa sehingga dapat menjadi corpus delicti yang membantu Allah dalam kebercelaan-Nya dihadapan Allah.


Kekayaan hidup di dalam Kristus adalah motor yang menggerakan jiwa anak-anak Allah untuk dapat menggenapi “hendaklah terangmu bercahaya.”


Itu jugalah pola pengajaran dan dasar kehidupan jemaat Tuhan selama di dunia ini.


Mari perhatikan sejumlah hal berikut ini:

1Korintus 1:4-9 Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus. Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan, sesuai dengan kesaksian tentang Kristus, yang telah diteguhkan di antara kamu. Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam suatu karuniapun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus. Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia.


Ketika anak-anak Allah gagal untuk menggenapi “hendaklah terangmu bercahaya” maka itu bukan hal yang bisa dianggap tak penting dan dianggap tak membahayakan kehidupan setiap anak Tuhan yang merupakan gembalaan Kristus. Rasul Paulus bahkan memperingatkan jemaat untuk tak meleburkan diri dalam pola kehidupan yang berkecimpung di dalam kelemahan daging yang membuahkan dosa, sebab jika demikian mustahil dapat menghadirkan perbuatan baik yang memendarkan terang yang dapat membuat manusia yang memadang dapat memuliakan Bapa, atau sebuah perbuatan memuliakan Bapa yang benar-benar dikenali sebagai perbuatan domba-domba yang dikenali dan digembalakannya (bacalah Matius 7:22; Matius 25:11; Lukas 13:25).  Perhatikanlah hal berikut ini:

1Korintus 5:1-11 Memang orang mendengar, bahwa ada percabulan di antara kamu, dan percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan isteri ayahnya. Sekalipun demikian kamu sombong. Tidakkah lebih patut kamu berdukacita dan menjauhkan orang yang melakukan hal itu dari tengah-tengah kamu? Sebab aku, sekalipun secara badani tidak hadir, tetapi secara rohani hadir, aku--sama seperti aku hadir--telah menjatuhkan hukuman atas dia, yang telah melakukan hal yang semacam itu. Bilamana kita berkumpul dalam roh, kamu bersama-sama dengan aku, dengan kuasa Yesus, Tuhan kita, orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan. Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan? Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran. Dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan bergaul dengan orang-orang cabul. Yang aku maksudkan bukanlah dengan semua orang cabul pada umumnya dari dunia ini atau dengan semua orang kikir dan penipu atau dengan semua penyembah berhala, karena jika demikian kamu harus meninggalkan dunia ini. Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.


Ketika ada orang yang mengaku sebagai anak-anak Tuhan atau menyebut dirinya saudara seiman tetapi tak mempedulikan apakah dirinya menjadi terang yang bersinar bagi dunia ini dan masih berpikir dirinya adalah anak Tuhan yang sedang hidup dalam kebenaran dan kemurnian, maka itu merupakah sebuah kemegahan yang tidak baik. Kepada  orang semacam ini, instruksi  atau doa Paulus adalah sebuah instruksi yang menunjukan betapa berbahayanya seharusnya sebuah kehidupan orang yang mengaku anak Tuhan tetapi faktanya memandang begitu remeh pada dosa, sehingga memandang remeh pada kehendak Yesus agar setiap pengikutnya menjadi garam dan terang dunia. Doa yang berbunyi orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan jelas  menunjukan betapa buramnya ia di dunia ini didalam ia adalah seorang anak Tuhan. Sehingga jelas, berdasarkan doa semacam ini  bukan sama sekali dan tidak boleh dipandang sebagai dasar untuk mengajarkan sebuah garansi selamat sekalipun ia berdosa begitu najis dalam rupa sebagaimana yang telah dinyatakan rasul Paulus, yaitu  tak mudah untuk dijumpai: percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Kita harus memandang doa ini sebagai sebuah penghakiman  atas kehidupan yang berkajang pada dosa yang mana rasul Paulus sendiri menyadari betapa hal itu menjijikan bagi Allah sehingga ia sebagai rasul Kristus tak berbahagia sama sekali pada sebuah pola kehidupan yang semakin lama akan menuntun anak-anak Allah di dunia untuk berikat pada dunia sementara merupakan anggota tubuh Kristus. Ini juga tidak hendak menunjukan bahwa selama dosanya ringan atau remeh, maka tak masalah sama sekali. Tidak pernah demikian! Paulus tak pernah membangun kasih karunia dan keamanan keselamatan yang tak memandang dosa sebagai tak menjijikan dan membahayakan kehidupan para domba. Ia tak pernah dalam setiap epistelnya menyalahgunakan atau memanipulasi jaminan keamanan keselamatan para domba Kristus untuk meringankan situasi hidup berkecipung dalam dosa  sebab merupakan tebusan Kristus dari maut. Ia bahkan mengingatkan bahaya kemegahan sombong ini pada realitas dalam jemaat Korintus yang dapat terjangkiti oleh dosa yang tak dapat ditemukan pada bangsa-bangsa yang tak mengenal kebenaran. Itu sebabnya ia mengingatkan secara keras agar memperhatikan bagaimanakah pola kehidupan dalam kerajaan Allah dan mengingatkan semuanya agar JANGAN SESAT. Maksudnya jangan pernah memandang ringan dosa atas nama kasih karunia di dalam Kristus sebab apapun dan seperti apapun ringanya dibandingkan dengan dosa yang tak dapat ditemukan pada bangsa yang tak mengenal Allah, misalnya hanya sekedar memfitnah, hanya sekedar mencuri atau hanya sekedar kikir dalam pandangan moralitas dunia ini, itu adalah bahaya dan sebuah kesesatan jika tak diajarkan sebagai sebuah kehidupan yang sungguh-sungguh membahayakan kehidupan para domba. Itu sama saja gembala-gembala yang brengsek dan tak merawat para domba dengan makanan yang benar dan murni dari sabda Kristus:
Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah- 1 Korintus 6:9-10


Bagi Paulus begitu jelas ada perubahan dan pemisahan kehidupan dari kegelapan sebagai sebuah perjalanan yang harus dilangsungkan berdasarkan kuasa Kristus melalui sabda yang berbunyi: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup” (Yoh 5:24) dan "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup" (Yohanes 8:24). Berdasarkan jati diri yang melingkupi kehadiran mereka selama di dunia ini: “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku. Sekiranya Aku tidak datang dan tidak berkata-kata kepada mereka, mereka tentu tidak berdosa. Tetapi sekarang mereka tidak mempunyai dalih bagi dosa mereka!” (Yohanes 15:18-21).


Sumber pertumbuhan  setiap anak-anak Tuhan adalah keberlimpahan hidup di dalam Kristus, sehingga mampu “berpesta dengan roti yang tak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.”  Rasul Paulus menggembalakan jemaatnya agar tak serupa dengan dunia ini atau agar mereka menjaga dirinya tak dicemarkan dunia sementara mereka telah mendapatkan kehidupan kekal berdasarkan pemberian Kristus yang adalah Sang Terang dunia! Bagaimana mungkin,misalkan: bercabul sekaligus bermimpi di ranjang kenajisan itu anda bersinar cemerlang?! Seharusnya anak Tuhan tidak tidur nikmat di ranjang kenajisan jika ingin menuntun orang lain untuk mengenal kebenaran dari Kristus. Adalah  omong besar jika demikian kelakuan seorang bertitel anak Tuhan, begitu mentereng sekaligus begitu menistakannya! Itu sebabnya kehidupan antara gelap dan terang haruslah dihadirkan mulai dari hal yang paling fundamental, sebagaimana Kritus adalah terang maka hendaklah hidup seorang anak Tuhan terpisahkan dari setiap gagasan relativitas moral di dunia ini:

1Korintus 6:11 Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.


Janganlah hidup sebagaimana dahulu. Ini lebih dari sekedar instruksi untuk milikilah moralitas dan perilaku yang lebih baik daripada orang-orang tak bermoral, sebab ini bukanlah kontes moralitas dan bukanlah kebenaran diatas keunggulan moralitas dan keunggulan jiwa seorang manusia. Apa yang dibicarakan dan diperintahkan di sini adalah agar hidup didalam pengudusan berdasarkan penyucian dan pembenaran dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita. Tak ada manusia yang dapat membangun sebuah rivalitas moralitas dalam keadaan tak akan pernah sama sekali berada di dalam ranjang kenajisan yang bermula di dalam hati dan pikiran atau jiwa manusia! Jadi sementara mereka tak boleh lagi seperti dahulu, namun dunia ini pada realitasnya adalah dunia yang sama saat mereka dahulu adanya. Ini sebuah keniscayaan yang dihasilkan dari realitas: “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama.”

Matius 13:17-30 Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu.  Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."

Lukas 8:11-12 Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.


Hendaklah terangmu bersinar merupakan kehidupan yang memang benar-benar kaya di dalam Kristus sehingga tak perlu lagi memperbudakan diri ini pada dunia “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama-sama,” sekalipun memang  bisa jadi itu semuanya tak bermasalah  dalam ukuran moralitas dunia ini dan tak ada pantangan yang berlaku bagi seorang anak Tuhan namun sekalipun demikian dituntut sebuah kedewasaan hidup yang bertumbuh dan harus dicapai atau dialami oleh setiap anak-anak Allah selama perjalanannya di bumi ini, sehingga ia sanggup berucap dan hidup dalam sikap hidup semacam ini: “Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun” (1Korintus 6:12). Kedewasaan hidup yang terus bertumbuh didalam pengenalan akan Tuhan beserta kehendak dalam penggembalaan-Nya di dunia yang memampukan dirinya cakap dalam menghadapi problem dalam realitas moralitas dunia dalam ukuran-ukuran ragawi atau lahiriah sekalipun tubuh ragawinya sendiri masih memiliki indera-indera pengecap yang tetap sanggup menikmati penuh hasrat berbagai pada berbagai ragam dan rupa bumbu penyedap kehidupan ragawi: “Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh” ( 1Korintus 6:12). Penggembalaan sabda Kristus memampukan seorang anak Allah tetap memiliki hidup kebenaran Allah sekalipun ia masih tetap mengenakan tubuh dalam natur yang melayani hasrat-hasrat dunia, memampukan ia untuk mengenali kebenaran tubuh ragawi ini adalah: "tubuh bukanlah untuk percabulan dan segala ragam dosa, melainkan untuk Tuhan." Inilah dasar bagi setiap orang Kristen sejati untuk mentaati "hendaklah terangmu bersinar."


Apakah kekuatan bagi setiap manusia Kristen untuk menggenapi “hendaklah terangmu bersinar” pada dunia yang memang dapat menghimpit kehidupan para domba untuk melemahkannya hingga jika mungkin tak berdaya dan mati,adalah:  apakah yang telah dilakukan Allah pada Sang Kristus: Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya- 1 Korintus 6:14, yang menunjukan sumber kekuatan saya dan anda adalah kuasa kebangkitan Allah pada Kristus yang membangkitkannya dari perhambaan kematian atau perhambaan maut. Ini juga menunjukan relasi Kristus terhadap setiap anak-anak Tuhan ada atau terletak pada kuasa kebangkitan yang hanya terjadi pada Kristus dan yang berkuasa untuk memberikan kuasa yang sama pada setiap yang  berelasi dengan Kristus: “keluar dari maut dan datang kedalam hidup.” Jadi tidak  untuk menunjukan bahwa sebagaimana Yesus pun memiliki kelemahan pada daging dan dosa namun penuh ketekunan menaklukannya demi taat penuh  hingga mati kepada Bapa, maka demikianlah untuk setiap anak-anak Allah seharusnya dapat juga melakukan hal yang sama sehingga dapat membungkam iblis.” Tidak pernah demikian, sehingga memang tidak pernah Allah menghendaki setiap anak-anak Allah untuk menjadi corpus delicti secara demikian agar dapat membungkam iblis yang tak bercela dihadapan Allah. 


Kebenaran ini pun ditunjukan  secara tegas oleh rasul Paulus dengan menunjukan relasi Kristus terhadap setiap anak-anak Tuhan secara hirarki di dalam mereka menjadi satu dengan Kristus. Perhatikanlah berikut ini:

Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak!- 1 Korintus 6:15


Jika kita adalah adalah anggota tubuh Kristus maka kita menerima  apapun kehidupan dan gerak kehidupan  yang seharusnya  untuk dilakukan oleh anggota tubuh itu dari kepala atas segenap tubuh dan anggota tubuh itu. Yesus adalah kemuliaan tubuh dalam arti ia adalah mahkota kemuliaan dan kehidupan tubuh setiap murid Kristus untuk ditaati sebab tanpa realitas ini maka mustahil dapat menggenapi “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama.” Sekaligus itulah sumber kekuatan bagi perjuangan kita untuk dapat memuliakan Allah dengan tubuh ini!


Bahwa mustahil ada sebuah kenyamanan untuk tetap hidup berdosa sementara berkata  saya adalah anak Tuhan terlihat dari teguran Paulus yang begitu tajam dan begitu keras dalam menunjukan larangan untuk bermain-main dengan dunia atau untuk menghambakan diri dengan nilai-nilai kebenaran dunia ini: “Akan kuambilkan anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak!”


Inilah perjuangan sejati setiap orang beriman. Inilah penjelasan mengapa kehidupan anak-anak Tuhan diwarnai dengan dinamika perjuangan untuk menaklukan keinginan daging dibawah kakinya sebagai tebusan Kristus. Mengapa Kristus tak segera saja melepaskan diri ini dari tubuh yang takluk pada daging sementara jiwa-jiwa ini telah dibebaskan Allah dari maut ke dalam hidup, maka penjelasannya terletak pada “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama.” Itu sebabnya perjuangan iman tidak boleh dianggap sebagai perjuangan untuk mempertahankan keselamatan, mengingat relasi manusia terhadap iblis dan terhadap daging ini adalah budak, dan hanya Kristus yang menebus jiwa ini dari perbudakan kehendak daging yang  melayani tekanan dunia “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama” untuk membawa manusia kedalam kebinasaan. Nasihat Paulus, karena itu, begitu jelas menunjukan realitas “gandum dan lalang tumbuh bersama” tepat pada realitas kehidupan diri manusia dan apakah dasar untuk tetap hidup bagi Allah:


Galatia 5:16-25  Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,


Jika sungguh anak Tuhan itu kaya akan segala hal di dalam Kristus maka menjadi anggota Kristus adalah sebuah kehidupan yang  kokoh dan penuh berkat untuk hidup berpesta dengan kebenaran dan kemurnian, sementara tubuh ini memang masih rentan terhadap dosa dan segala godaannya. Itu sebabnya rasul Paulus memberikan dasar kokoh bagi setiap anggota tubuh Kristus di Korintus untuk menjauhkan diri dari  percabulan dan dosa-dosa  yang sedang menjangkiti kehidupan jemaat Korintus secara begitu mengerikan:

1Korintus 6:16-20 Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging." Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!


Jika seorang dalam kesehariannya dapat membangun kehidupan “hendaklah terangmu bersinar” atau “muliakanlah Allah dengan tubuhmu,” maka itu merupakan bukti bahwa ia sungguh-sungguh adalah “anggota tubuh Kristus” yang menerima kehidupan dan kebenaran dari Kristus. Ini senyawa dengan sabda Kristus yang berbunyi: “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (Yohanes 14:15) dan “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya” (Yohanes 15:7). Demikian juga jika seseorang  bermain-main dengan keselamatan dalam cara mengabaikan suara atau kehendak sang domba, maka ia akan mengalami hal yang mengerikan” siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging.” Sehingga pada poin ini, ia dapat menjadi terhilang.


Perhatikan, sementara kita tetap tak bisa segera menghakimi keberakhiran  keselamatannya sebagai hilang, sebab terkait domba yang tak mendengarkannya, tersesat hingga benar-benar terlepas dari kehidupan berjemaat Tuhan, ia berkata akan mencari dan menemukannya:

Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang."- Matius 18:12-14


Yang terjadi sebagai akibat tidak mendengar suara atau sabda gembala agung untuk ditaati atau diikuti:

Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.- Yohanes 10:16


Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,- Yohanes 10:27


Kehidupan yang dikehendaki Kristus adalah ”hendaklah terangmu bersinar.” Dan tak ada satupun yang boleh meremehkan instruksi itu untuk ditaati sehingga dilakukan berdasarkan penjaminan Kristus yang semacam ini: Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa (Yohanes 10:29), sebab penjaminan itu berlangsung dalam sebuah  kebenaran yang dapat ditemukan dalam doa Kristus:


Yohanes 17:11 Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.


Yohanes 17:20-21 Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.


Yohanes 6:56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.

Inilah natur keamanan keselamatan atas setiap orang percaya, bahwa mereka atau setiap anak-anak Tuhan itu harus berada di dalam persatuan dalam Kristus secara otentik sehingga tubuh mereka dapat memuliakan Allah atau tubuh mereka dapat memancarkan terang Allah dalam rupa perbuatan-perbuatan baik yang dapat menghadirkan pemuliaan Allah oleh orang-orang yang tak mengenal kebenaran ini. Jadi janganlah pernah memanipulasi kebenaran keselamatan ini sebagai kebenaran yang berlaku walau  ia membiarkan dirinya bersatu dengan percabulan atau dosa apapun juga. Sekali lagi, itu  sebabnya rasul Paulus menentang kemegahan salah ini dalam sebuah doa atau instruksi yang mengerikan untuk diucapkan dan diperdengarkan:

1Korintus 5:1-2, 5-6 Memang orang mendengar, bahwa ada percabulan di antara kamu, dan percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan isteri ayahnya. Sekalipun demikian kamu sombong. Tidakkah lebih patut kamu berdukacita dan menjauhkan orang yang melakukan hal itu dari tengah-tengah kamu?.... orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan. Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?


Begitulah rasul Paulus menegakan kebenaran keselamatan berdasarkan kasih karunia Allah di dalam Kristus yang tak bersatu dengan dunia  beserta nilai-nilainya yang selaras dengan hikmat kemanusiaan, kebenaran kasih karunia yang kudus dan menghendaki agar setiap anggota jemaat tidak mengikat diri pada dunia ini.


Penggembalaan Kristus dan para rasul-Nya menegakan satu kebenaran bahwa kehidupan para domba di dunia: “biarlah gandum dan lalang tumbuh” atau dunia:“tubuh yang takluk pada hasrat dosa sementara di saat yang sama memiliki kehidupan dari Roh” tidak akan pernah dapat dilepaskan dari Kristus, karya keselamatan Kristus dan setiap sabda yang menjadi dasar membangun kehidupan di dalam keselamatan sementara di dunia.


Itu sebabnya rasul Paulus mengingatkan jati diri setiap orang percaya di dalam Kristus sementara hidup dalam dunia “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama.” Supaya kebenaran yang dimiliki oleh setiap orang percaya menyadari bahwa itu datang dari dan hanya dari Allah, begitu mahal untuk dibuang demi dunia dan demi ketakberdayaan daging itu sendiri. Itulah dasar kehidupan bertekun dalam firman dan dalam mempelajarinya agar menjadi kebenaran untuk membangun kehidupan dan untuk mengenal apakah kesudah kehidupan seorang pengikut Kristus itu.  Perhatikan kebenaran berikut ini:

1Korintus 6:2-3 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia? Dan jika penghakiman dunia berada dalam tangan kamu, tidakkah kamu sanggup untuk mengurus perkara-perkara yang tidak berarti? Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat? 

Jadi apalagi perkara-perkara biasa dalam hidup kita sehari-hari.

Bandingkan dengan:

2Petrus 2:4 Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman;


Realitas dunia “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama” merupakan kebenaran yang diteruskan sebagai pengajaran kepada jemaat Tuhan. Perhatikan ini:

Yudas 3-6 Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus. Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus. Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya. Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar,




Kebenaran yang sama sekali tak menunjukan adanya problem corpus delicti yang menunjukan Allah bercela dihadapan iblis sehingga membutuhkan manusia anak-anak Allah yang mau menjadi corpus delicti demi menolong Allah.


Bersambung ke bagian 28


Segala Kemuliaan Hanya Bagi Allah

No comments:

Post a Comment

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9