F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Kehidupan dan Kematian Orang Beriman. Show all posts
Showing posts with label Kehidupan dan Kematian Orang Beriman. Show all posts

0 Pengharapan Dunia Dalam Maut yang Mengamuk Di Siang & Malam Hari



Sekalipun Aku Berjalan Dalam Lembah Maut: Kristus Telah Menaklukan Maut dan Memberikan Hidup Kepada Domba-domba-Nya


Oleh: Blogger Martin Simamora

A.Kematian Dalam Angka-Angka: Bukan Sekedar Angka Tetapi Problem Maut Yang Belum Dapat Diselesaikan Manusia
Kemanusiaan umat manusia, saat ini,  dapat dikatakan mengalami momentum yang jarang untuk mengalami sebuah situasi dalam dekapan maut yang begitu nyata sebagai sebuah pengalaman yang berlangsung secara bersamaan dan bersifat global. Negara maju dan berkembang menjadi tak ada bedanya sama sekali jika maut mendekap dunia dengan tangan-tangannya yang menebarkan kematian yang tak dikenali oleh kemajuan peradaban dan teknologi kedokteran. Akibatnya adalah parade kematian dalam angka-angka yang bisa seperti ini:


Tetapi ini bukan sekedar angka kematian tetapi ini adalah problem yang mengepung umat manusia hingga kadang menyudutkannya pada sudut-sudut yang amat tajam sehingga pilihan-pilihan yang sangat sukar dan memiliki problematik moralpun telah menjadi jalan keluar terbaik pada akhirnya! Siapakah yang harus diselamatkan dan siapakah yang harus dibiarkan mati.
 
PILIHAN MUSTAHIL YANG HARUS DIPILIH

Tantangan kehidupan di dunia ini, karena itu, harus dikatakan tak selalu soal  ekonomi, politik, perang dan perdamaian, kesehatan global dan seterusnya. Mengapa demikian? Karena kala struktur dan organik global dunia tak sanggup menanggulangi problem apapun yang menebarkan ancaman dan maut pada siang dan malam tanpa jeda, berskala global, maka ukuran ancaman dan resiko bersifat maut tersebut tak bisa dihadapi secara langsung oleh kemajuan  ilmu pengetahuan dan teknologi umat manusia. Karena itulah, kita dapat menemukan keputusan yang menunjukan ketakberdayaan tersebut sebagaimana yang dikeluarkan oleh panduan medis  yang diterbitkan oleh Italian College of Anesthesia, Analgesia, Resuscitation and Intensive Care yang memandu dunia medis untuk menentukan siapakah yang seharusnya diselamatkan dan siapakah yang harus dibiarkan mati:

0 Bumi dan Langit Pasti Berlalu Tetapi Perkataan-Nya Tidak


Oleh:Martin Simamora



[Sang]Keabadian Di Atas Kesudahan Segala Sesuatu Di Jagat Raya
Untuk segala sesuatu ada waktunya, maksudnya ada kesudahannya di bawah kolong langit ini. Alkitab sendiri menyatakannya demikian:
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.-Pengkhotbah 3:1-8

Rangkaian kata-kata di atas hendak menggambarkan tidak ada keabadian dalam dunia manusia, sekaligus menunjukan bahwa dengan demikian nilai kehidupan manusia tidak terletak pada manusia dan kehidupannya itu sendiri. Kalau Alkitab menunjukan aspek kesudahan segala sesuatu dari apapun eksistensi dan karya manusia, maka Alkitab juga menunjukan dimanakah dan pada siapakah dengan demikian nilai kehidupan manusia di atas kesudahan segala sesuatu pada eksistensi dirinya. Pada baris-baris berikutnya saya dan anda akan menemukan ini:

Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.-Pengkhotbah 3:10-11

0 KEMATIANKU

Apa yang Terjadi Pada Seorang Saat  Kematian
Oleh: Wayne Jackson
Christian Courier

Ketika tubuh manusia mati, tubuh itu kembali ke debu atau tanah pembusukan (Kejadian 3:19; Pengkhotbah 12:&;2Korintus 5:1), di situlah tubuh itu menanti “hari akhir” sejarah bumi (Yohanes 6:44,54).Pada momen itulah tubuh akan dibangkitkan dalam sebuah bentuk baru, sebuah tubuh kekal (Daniel 12:2; Matius 10:28; 1Korintus 15:54). Tubuh manusia tidak “didaur ulang” secara beruntun dalam sebuah rangkaian tubuh-tubuh daging, sebagaimana digagaskan dalam agama-agama yang meyakini dogma “reinkarnasi”.


Tetapi bagaimana dengan orang yang ada dalam tubuh tersebut? Apa yang terjadi dengan jiwanya” Kemanakah itu akan pergi?

0 Malaikat



Apa yang Alkitab Katakan Mengenai Asal-Usul, Natur & Peran Malaikat-Malaikat
Oleh: Wayne Jackson
Christian Courier


Mengapa Orang Kristen Percaya Keberadaan Malaikat-Malaikat?
Mengapa orang-orang Kristen percaya akan eksistensi malaikat-malaikat ketika mereka tidak terlihat dan tidak terdengar? Mengenai malaikat-malaikat tidak ada satu sumber informasi dan pengetahuan manusia yang empirik bahwa mereka sungguh-sungguh ada.

Jawaban untuk pertanyaan ini luar biasa sederhana. Kita menyatakan dalam keyakinan penuh eksistensi malaikat-malaikat karena Kitab suci memberitahukan kita eksistensi mereka. Kepercayaan kita dalam integritas Alkitab, didasarkan pada investigasi yang sangat cermat, adalah dasar iman kita pada dunia yang tak terlihat itu.

Apakah yang diajarkan pewahyuan divinitas tentang asal-usul, natur dan peran malaikat-malaikat? Ini merupakan topik yang menakjubkan yang diungkapkan Kitab suci dalam terang yang tak terlalu besar.

Kita pertama-tama harus memperhatikan bahwa terminologi “angel” atau malaikat berasal dari sebuah terminologi  bahasa Yunani yang menunjukan gagasan mengirim sebuah pesan. Kata ini dapat digunakan dalam sebuah cara yang sangat umum untuk seorang yang pada dasarnya membawa sebuah pesan atau berita, sebagaimana dalam kasus Yohanes Pembaptis (Matius 11:10).

Bentuk kata dalam bahasa Ibrani malah menunjukan pra-inkarnasi Kristus (lihat Mal 3:1), walau secara pasti Yesus bukan malaikat sebagaimana makna terminologi malaikat- sebagaimana yang didugakan oleh Saksi-Saksi Yehovah. Bab pertama Surat Ibrani telah menolak secara jelas gagasan bahwa Yesus adalah salah satu malaikat.

0 Kematian Dalam Refleksi Mengenang Para Terkasih Yang Telah Mendahului Kita

Bagaimana Iman  Menghadapi Kematian

Oleh: Admin bible.org


1.Iman Menghadapi Kematian Secara Gamblang
Ibrani bab 11 kerap dirujuk sebagai “Monumen Iman”. Merupakan sebuah risalah iman banyak karakter yang  digambarkan dalam Perjanjian Lama. Sementara kita menemukan kata “iman” begitu sering dalam bab 11 tersebut, ada kata lain yang ditemukan berdampingan dengan iman-kata itu adalah kematian. Sementara setiap orang dari anggota-anggota  “Monumen Iman” tersebut memiliki iman, setiap dari mereka telah meninggal dunia tanpa menerima janji-janji yang mereka percayai dan bertindak di atas janji-janji tersebut dalam hidup mereka. Kita melihat, kemudian, iman biblikal adalah iman yang menghadapi kematian secara gamblang atau  secara langsung, memang, iman memandang melampaui kematian. Jika orang-orang berkata,”Dimana ada hidup, di sana ada harapan”,pria dan perempuan iman dapat berkata,”Dimana ada kematian, di sana ada harapan”. Karena iman adalah dasar bagi harapan dibalik kematian itu sendiri.

2.Iman Memperlakukan Kematian Secara Serius
Iman tidak berurusan dengan kematian dengan cara meminimalkannya, kematian berurusan dengan dosa sebagai sebuah soal yang sangat serius. Iman tidak memperlakukan kematian dalam sebuah candaan atau gurauan yang seperti apapun juga, sebuah kubur adalah soal serius. 

0 Bukan Semata Kebangkitan dari Antara Orang Mati

Oleh: Martin Simamora

Tetapi Kita Beroleh Kebangkitan dari Antara Orang Mati Sebagai Orang yang Mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan Persekutuan Dalam Penderitaan-Nya

Dalam Pemikiran Sang Kristus

Mengapa dan apakah tujuannya sehingga harus terjadi sebuah peristiwa kematian dan kebangkitan  Yesus Sang Kristus?  Dalam  lingkup situasi yang demikian, menjadi sangat penting  bagi setiap orang yang mempercayai Yesus Sang Kristus sebagai Sang Juruselamat yang mengerjakan keselamatan dari Allah itu didalam dan melalui kematian di Salib dan kebangkitannya, untuk melihat sejauh apakah peristiwa itu merupakan hal yang sungguh menjadi pemikiran tertinggi Sang Mesias itu sendiri. Mari kita perhatikan  catatan yang diajukan oleh Injil Markus berikut ini:

▀Markus 8:27-32 Kemudian Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Kata orang, siapakah Aku ini?" Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi." Ia bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Petrus: "Engkau adalah Mesias!" Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapapun tentang Dia. Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang

Sang Mesias harus mendeklarasikan siapakah dirinya dan apakah tujuan kedatangannya. Ia memulai hal ini sebagai sebuah pengajaran yang terpenting. Ini adalah pengajaran tentang Siapakah dirinya. Maka pertanyaan yang diajukan Sang Mesias adalah: “Kata orang, siapakah Aku ini?” Apa yang menjadi pondasi pengajaran Yesus adalah siapakah dirinya  adalah sebagaimana  yang dijawab Petrus: Engkau adalah Mesias!  Ini  adalah jawaban yang sangat penting terkait kebenarannya yang dibenarkan oleh Sang Mesias dalam sebuah peringatan agar kebenaran ini tidak disebarluaskan, Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapapun tentang Dia.

0 Kalau Tidak Mati Dahulu

Oleh: Martin Simamora

Memuliakan Kehidupan & Kematian Dalam Iman dan Kebenaran


Membicarakan kematian seharusnya sama pentingnya dengan membicarakan kehidupan itu sendiri, walau memang kesedihan mendalam pasti tak terelakan. Tetapi sebetulnya secara logika, membicarakan kematian haruslah disikapi jauh lebih waspada sebab berbeda dengan  membicarakan masa depan kehidupan, pada masa depan kematian, tidak ada satupun fasilitas semacam “wealth management” yang akan memberikan sebuah prospektif masa depan atas keuangan dan kesejahteraan anda, bahkan bagi anak anda, dan kalau anda cukup kuat kekayaannya bahkan mampu untuk melintasi 3 generasi lebih keturunan anda, jika  tiba saatnya bagi anda untuk meninggalkan dunia untuk masuk ke dalam kematian sendirian. Ayub sendiri secara jitu memberikan deskripsi singkat namun begitu bernas bagaimanakah kehidupan dan kematian bagi seorang  konglomerat yang sangat dekat dengan Tuhan:

"Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"- Ayub 1:21

Mempunyai tapi tidak memilikinya dan tidak memilikinya dalam mempunyai. Dalam hal itulah ia berkata “TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil.” Sebuah pernyataan yang tegas dan jitu tentang bagaimanakah kehidupan eksistensi manusia itu bermakna. Ada manusia yang tak menyadari sama sekali bahwa Tuhan mengatasi segala eksistensi yang berindikator pada atribut-atribut yang dapat dimiliki manusia. Tak dapat disangkali bahwa eksistensi manusia tak lepas dari apa yang dimiliki dalam ia berkarya di dunia ini, sayangnya tak ada yang dapat melawan “penuaan” atau “bahaya” atau “ancaman-ancaman” selain manusia itu harus melihat kepada Tuhan sebagai sumber eksistensinya, jika ia mengakui-Nya. Itu sebabnya Ayub menunjukan bahwa Tuhanlah penentu eksistensinya: “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil” sambil berpuja-puji: “terpujilah nama TUHAN!”

Masih sanggupkah kita anak manusia berujar sama di hadapan Tuhan?

Masa depan kematian senantiasa akan memiliki 2 kamar pembicaraan. Sebagai orang Kristen kita biasanya mendapatkannya di dalam gereja di mimbar-mimbar pemberitaan firman, atau setidaknya pada perkumpulan-perkumpulan tengah minggu dan renungan-renungan rohani, di sini kita dapat bersikap dalam keseketikaan.  Tetapi kematian bukan hal yang dapat kita akuisisi berdasarkan keinginan dan berdasarkan karena usia sudah lanjut, sebaliknya “kematianlah yang mengakuisisi kehidupan seorang manusia” yang sayangnya tidak ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Itu sebabnya, kematian ketika dibicarakan dan direnungkan sebagai hal yang tak terelakan, manusia itu menjadi susah hatinya dan akan terbuka  dengan sumber-sumber yang datang dari pandangan-pandangan rohani keagamaan lainnya, bahkan ilmu pengetahuan untuk mencari berbagai jawaban tentang hidup dan mati. Inilah kamar kedua yang sangat privat dan tertutup yang sering berbeda dengan apa yang diungkapkannya kepada orang sekitarnya.


Hanya anda dan Tuhan yang tahu bagaimana diri ini memandang kematian. Manusia  hanya akan sanggup menyentuh pertanyaan-pertanyaan semacam apakah yang akan kuhadapi dan bagaimanakah kepastian dalam dunia setelah kematian yang akan kutempuh, dan kemanakah? Atau adakah itu??
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9