F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Kerjakanlah Keselamatanmu. Show all posts
Showing posts with label Kerjakanlah Keselamatanmu. Show all posts

0 "Engkaukah Yang Akan Datang Itu Atau Haruskah Kami Menantikan Orang Lain?" (10- Selesai)

Oleh: Martin Simamora

Perkataan–Ku Menghakimimu Di Sini Dan Setelah Ini-6


Bacalah lebih dulu: “Bagian 9

Apa yang telah diperbuat Yesus, sehingga baik perkataan dan tindakannya tidak pernah berharmoni dengan dia adalah manusia sebagaimana semua manusia adalah manusia saja. Atau “Firman itu telah menjadi manusia”(Yohanes 1:14), ternyatakan pada kehidupan Yesus yang melembaga dalam perkataan dan tindakannya, dan pada momen-momen itulah kemanusiaan manusianya mengalami konflik yang begitu keras di hadapan manusia. Bukan saja pada makna semantik yang terkandung dalam kata “manusia”, tetapi juga pada eksistensi manusianya dihadapan manusia dan dalam hubungannya kepada sesama manusia dan kepada Tuhan-dalam pandangan manusia. Coba, misalkan, perhatikan bagaimana Alkitab menggambarkan eksistensi Yesus Kristus di hadapan manusia di dunia ini dan dihadapan Allah:

Matius 10:29-32 “Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit. Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."

Jika anda ingin mengetahui kemanusiaan Yesus Sang Mesias di dunia ini dalam relasinya  terhadap manusia atau sesamanya manusia sekaligus di hadapan Bapa, maka satu kali pun, kita tidak akan menemukan kemanusiaan Yesus akan berposisi sama dengan kemanusiaan semua manusia. Sebaliknya Ia Sang Mesias menempatkan dirinya sebagai dasar penghakiman yang  kekal bagi sesamanya manusia berdasarkan pada dirinya sendiri.


Bagaimanakah  kedudukan Yesus di hadapan sesama manusia akan seperti ini:

0 Ketika Mencintai-Nya Bukan Soal Perasaan Belaka:

Oleh: Martin Simamora


Tetapi Allah Yang Bersabda: “Ikutlah Aku.”
(Refleksi)



Pernahkan anda menanyakan (bukan mempertanyakan) perasaan cintanya kepada dirimu bagaikan saat anda belum menikahinya, menjadi isterimu? Mencintai diriku atau dirimu oleh pasanganmu-isterimu seharusnyalah memiliki daya magnet yang sehangat dan secemburu saat anda belum memilikinya sebagai milikmu. Namun, bagi Yesus, mencintai dirinya sedemikian, hanya bisa terjadi dalam sebuah cara yang sungguh berbeda, sebab harus dimulai dengan sebuah relasi yang diciptakan Sang Kristus: “ikutlah Aku.” Mencintai memang begitu identik dengan perasaan yang begitu spesial dan begitu tercurahnya kepada seseorang. Tetapi Yesus memperlihatkan sebuah mencintai dirinya yang sama sekali tak akan terkerjakan oleh perasaan dan kekuatan jiwaku semata. Setidaknya Ia telah memperlihatkannya pada Petrus:

Yohanes 21:15-17 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.

Yesus menanyakan kasih Petrus kepada dirinya, namun mengapakah Petrus bersedih? Ini sebetulnya bukan soal apakah Yesus sedang meragukan kasihnya, bukan! Tetapi soal masa depan diri Petrus yang harus berlangsung sebagaimana Yesus memandangnya dan diungkapkannya kepada Petrus; ini bukan hal yang gampang lagi menyenangkan sebab ini adalah mengasihi Tuhan sekalipun harus mati pada akhirnya. Petrus tak memahami mengapa demikian caranya Sang Kristus menanyakannya, seolah meragukannyakah?

0 Ketika Kristus Menjanjikan Cintanya:

Oleh: Martin Simamora

Mencintaiku Hingga Ke Keabadian Sebab Ia “Matahari Cintaku”
(Refleksi)


Mencintai bukan sekedar berkata “I love you,” atau “aku cinta kamu” namun itu menantikan pewujudannya. Anak-anak muda memadu kasihnya,  tentu saja bukan sekedar untuk saling mengasihi namun untuk saling memiliki bukan untuk sesaat namun untuk hingga akhir hayat di dalam sebuah pernikahan yang suci. Terlepas dari apapun hal yang dapat memisahkannya, namun tak ada satu pun yang ingin dicintai sesaat  saja untuk kemudian dikecewakan, dilukai dan tidak lagi terlalu dicintai karena mungkin tidak lagi cantik atau ganteng dan tidak lagi seksi atau tegap, itulah dunia manusia yang begitu lemah dalam mewujudkan dan mempertahankannya dalam sebuah kelanggengan yang melampaui kematian dirinya sendiri.


Bagaimana dengan Yesus Sang Kristus itu?

Dengan satu pernyataan paling singkat, saya dapat mengatakan bahwa cintanya adalah “Matahari Cinta,” sebab cintanya senantiasa hangat, senantiasa menggelora, senantiasa memberikan kehidupan. Tanpanya, pada hakikatnya kematian yang ada. Lagian siapakah yang dapat hidup tanpa Allah mengasihinya? Yesus  menyabdakan  pewujudan kasih Allah yang begitu besar itu, begini: “Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan- Yoh 12:46.” Ingatlah baik-baik, semua ini terjadi karena cinta, bukan sembarang cinta dan bukan apapun jenisnya yang dapat dipahami dunia ini, sebab datangnya dari Allah yang menyatakan dan mewujudkannya di dalam Sang Kristus (Yohanes 3:16). Itulah  perwujudan Cinta yang dijanjikan Yesus untuk digenapinya sendiri!

0 Potret Kehidupan Yang Mencintai Yesus:

Oleh: Martin Simamora

Cintailah Daku  &  Tinggalah Bersama-Ku
                                         (Refleksi)

Tak ada satupun yang ingin dicintai dengan sekedar rangkaian kalimat indah, dengan romantisme belaka tanpa sebuah kehidupan yang begitu lekat, hangat, penuh kesetiaan atau dedikasi yang kudus dalam perkataan dan perbuatan dalam segenap kehidupan. “Cintailah Daku dan Tinggalah Bersama-Ku” adalah potret mencintai Yesus yang lahir dari sabda mencintai dirinya, yang berbunyi: “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku- Yoh 14:15.” Ini luar biasa, karena ini adalah sebuah penurutan penuh hasrat yang lahir dari mencintai Yesus; mencintai Yesus menjadi begitu istimewa atau begitu penuh kuasa, karena dikatakan  kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” Tentu saja ini sukar atau bahkan mustahil ditemukan didalam dunia manusia. Hanya manusia Yesus saja yang pada hakikatnya memiliki kemampuan mengasihi atau mencintai semacam ini pada relasi dengan Bapa-Nya: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya – Yoh 4:34,” yang sesungguhnya menggambarkan mengasihi Allah.  Makanan Yesus adalah mengasihi Allah yang perwujudannya adalah melakukan dan menyelesaikan apapun yang menjadi kehendak Allah.

0 Mencintai Dia Yang Sangat Mencintaimu:

Oleh: Martin Simamora


Dicintai-Nya, Tak Ada Bunga Terakhir
(Refleksi)

(Kredit: “tak ada bunga terakhir” terinspirasi oleh lagu karya Bebi Romeo berjudul “bunga terakhir”)

Siapakah yang dapat membayangkan bahwa Allah sungguh dapat begitu dicintai dan dikangeni hingga mau mati rasanya? Tentulah ini bukanlah puisiku, bukanlah pengalaman romantisku  dengan siapapun yang  begitu spesial dihatiku…J. Tidak, tidak sama sekali, sebab Yesuslah yang menyatakan ini, dan perhatikan seksama, ini tak main-main sebab bahkan anda tak akan pernah membayangkan atau bahkan mempercakapkan cinta atau kasih-dikasihi atau mengasihi dalam rangkaian  melati putih kata-kata yang tak hanya indah tetapi menghujam hingga ke kedalaman jiwa manusia, dan mempermalukan kemuliaan cinta para manusia yang mulia:

Lukas 10:25-28  Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."

Ini tentang cinta, dan kala Allah sedang membicarakan cinta dan menyatakan kemesraan, keromantisannya, kehangatannya dan gelora cinta-Nya untuk dicintaimu, dikasihimu, dikangenimu…siapakah yang kuat, siapakah yang sanggup! Siapakah yang sanggup mencintai tanpa sebuah kekecewaan yang dapat mematahkan, meremukan dan menguapkan, sekalipun dikecewakan-sekalipun dihina? Bukankah dikecewakan Tuhan adalah kosa kata yang kian lazim untuk disenandungkan? Ah.. biarlah kita sekali-kali tak lagi menuturkannya.

0 Dalam Pelukan Kasih Allah

Oleh: Martin Simamora

Kala Allah Menguntaikan Cinta-Nya Kepadamu, Takkan Terputus dan Tak ada Yang Dapat Memutuskannya. Percayakah?
(Refleksi)

Harus dikatakan  bahwa berbicara tentang cinta adalah hal tersukar bagi manusia untuk memahaminya bukan sekedar kehidupan puitis belaka, tetapi faktual. Tak sukar untuk menemukan pandangan-pandangan  yang menyangsikan akan keabadian cinta, bahkan termasuk pernikahan. Akan begitu mudah untuk mengatakan bahwa berharap kehangatan cinta itu, pada suami isteri adalah sebuah kehidupan mengawang-awang. Tak kecuali orang Kristen, pendeta? Bahkan menjadi begitu diperbudak dengan dunia ini beserta segala hasratnya. Mengatakan mencintai dalam kesetiaan dan keabadian dan kesucian jelas bukan hasrat dunia ini, walau didambakan. Sungguh kehidupan yang menggenaskan, gelap dan membuat manusia dalam kesendirian, gelisah, sendirian walau berdua-bertiga-berempat dalam canda, tawa, cengkrama penuh gelak tawa, sebab.... sejenak kemudian... lenyap, bagaikan hantu pergi melesat meninggalkan  ceruk yang begitu dalam dan hampa didalam jiwa manusia. Apakah yang dikatakan Yesus sebagai pemberian tersucinya bagi para murid-murid yang dikasihi-Nya? Dengarkanlah dikedalam sanubari anda, dan semoga ketika anda membacanya ada getar-getar nada cinta membelai jiwamu yang terdalam, saya berdoa sungguh. Ya…Bapa, saya berdoa agar kiranya kasih cintamu yang kekal dan kudus menjamah  siapapun yang Kaucintai:

Yohanes 15:9 Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu

Saya, anda dan siapapun anda tak akan memiliki perbendaharaan cinta atau pengalaman mencintai dan dicintai bahkan pendambaan untuk dicintai yang bagaimanapun untuk melanda dirimu dan memelukmu erat-erat….erat sehingga jiwamu tak gersang dan damai jiwamu kala Yesus mulai berbicara tentang cinta.

0 Kerjakanlah Keselamatanmu



Oleh: Martin Simamora



“...kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu...Filpi 2:12”


Mari kita membaca selengkapnya ayat tersebut:

Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,

Dan sekedar pembanding berguna, mari kita melihat versi NIV

Therefore, my dear friends, as you have always obeyed--not only in my presence, but now much more in my absence--continue to work out your salvation with fear and trembling,

Apa yang istimewa di sini  adalah karakter jemaat ini yang terpuji, digambarkan oleh Paulus jemaat yang senantiasa atau sepanjang waktu (pantote) taat. Ini adalah jemaat  yang  mematuhi apa yang didengar  (upēkousate)atau taat, bukan jemaat yang keras kepala. Pujian semacam ini sebenarnya telah terlihat dalam pembukaan epistel ini. Sebuah doa yang juga menyingkapkan kehidupan rohani jemaat yang membuat Paulus bersukacita.

Mari kita  membacanya:
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9