F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Trinitas. Show all posts
Showing posts with label Trinitas. Show all posts

0 Penyembahan Maha Akbar Di Sorga 2


Oleh: Martin Simamora

“Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku”


1. Momentum Penyembahan & Pengagungan Maha Akbar Bagi Anak Manusia
Pada hari itu merupakan hari yang begitu istimewa bagi Yohanes si Penulis Kitab Wahyu ini sebagaimana ia sendiri menuliskan bagaimanakah hari itu baginya:

Wahyu 1:10Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala

Ia menyebut hari tersebut sebagai hari Tuhan, ini sebuah hari yang begitu megah untuk dapat disebutkan tanpa sebuah pengakuan bahwa hari yang dimaksudnya adalah memang sebuah hari dimana Tuhan menjumpainya untuk mengundangnya: “aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala.” Ya..Yohanes dibawa masuk ke dalam sebuah tempat yang tak mungkin didatangi oleh manusia sebab ke sana atau ke tempat itu hanya Tuhan yang tahu dan kepada siapa Ia berkenan membawanya (bandingkan dengan Yohanes 8:21-22). Yohanes masuk ke tempat hanya oleh karena Tuhan membuatnya dikuasai oleh Roh!

Suara yang nyaring, seperti bunyi sangkala, ini sendiri menunjukan bahwa Yohanes benar-benar mendengar dalam sebuah kerja indrawi yang  mampu diindentifikasinya sebagai yang nyaring seperti sangkala pada suara dia yang berkata padanya. Tetapi apa yang lebih penting dari itu adalah, sementara ia dibawa masuk ke dalam sorga dalam sebuah momentum yang unik/bukan biasanya di sana, dan tak mungkin begitu saja ia menuangkan rekaman peristiwanya berbasis rekaman visual dan suara, ia memilih menungkan sebuah rekaman berbasis tekstual atau tulisan atas apa yang dilihat dan didengar. Bahkan memang Tuhan sendiri menuntunnya untuk merekamnya berbasiskan tekstual atau tulisan: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab- Wahyu 1:11.

0 Tantangan Gereja Dalam Menghadapi Ajaran-Ajaran Menyimpang (2)


Oleh: Martin Simamora

Rasul Paulus: “Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu” (Kisah Para Rasul 20:28)
Embed from Getty Images

Serigala-Serigala Ganas Namun Tidak Mudah Dikenali
Penyesat dan penyesatan itu sendiri tidak pernah dianggap sebagai problem ringan dalam pandangan gereja mula-mula, aplagi  dipandang semacam demokrasi dalam pluralisme ajaran-ajaran dalam dunia Kristen. sejak era gereja purba. Para rasul pada pertumbuhan dan perkembangan Kristen perdana memiliki tanggungjawab penggembalaan yang tak main-main dalam menjaga kesehatan dan kemurnian iman jemaat Tuhan dengan bukan saja teladan hidup dan praktik iman yang benar dan kudus tetapi memberikan pondasi yang kudus yaitu ajaran-ajaran Kristen yang membawa mereka kepada pengenalan Kristus sebagai satu-satunya sumber keselamatan dari Allah bagi manusia. Mengajar mereka agar semakin bertumbuh dan dewasa. Pertumbuhan dan kedewasaan dalam iman di sini bukan saja soal karakter yang memuliakan Tuhan, namun juga mutlak bertumbuh dan makin dewasa dalam soal ajaran, perhatikan misal nasihat ini: Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat. (Ibrani 5:11-14).

Apakah pentingnya jemaat atau orang-orang Kristen memiliki ajaran-ajaran yang mendewasakan, sehingga mereka semakin kokoh dalam iman terkait ajaran? Karena salah satu problem yang paling menghancurkan kesehatan  dan kekudusan iman adalah ajaran-ajaran yang cemar. Ajaran-ajaran yang nampaknya spiritual, nampaknya kudus, nampaknya membawa ketaatan kepada perintah-perintah kudus, tetapi pada faktanya bukan ajaran yang diteruskan oleh para rasul Yesus Kristus. Seperti pada bagian sebelumnya, saya sudah tunjukan mengapa segala ajaran harus diujikan pada apa yang telah diajarkan dan diteruskan oleh para rasul dalam terang Roh Kudus.

0 Allah Bukan Manusia

Oleh: Martin Simamora


Siapakah Yesus, Apakah Tujuan “Ia Telah Menjadi Manusia”, Mati & Bangkit dari Antara Orang Mati
Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi –Ibrani 1:3

NatGeo- Sermon on the mount

Ketika siapapun membaca:

Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?- Bilangan 23:19

Lagi Sang Mulia dari Israel tidak berdusta dan Ia tidak tahu menyesal; sebab Ia bukan manusia yang harus menyesal."- 1 Samuel 15:29

Aku tidak akan melanggar perjanjian-Ku, dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan Kuubah- Mazmur 89:34

Melalui sabda-sabda semacam ini, Allah ingin menyatakan bahwa sementara Ia menurunkan sabda-sabdanya ke dalam dunia ini melalui dan kepada manusia-manusia yang mampu berbicara dan tidak menepatinya atau berjanji dan tidak melakukannya atau berkata dan bertindak dan kemudian menyesali akan perbuataannya sendiri, Allah tidak demikian sama sekali!  Sabda-sabda diatas menjadi begitu pentingnya untuk diketahui oleh manusia, bahwa:

-Allah bukanlah manusia, sehingga berdusta
-Allah bukanlah anak manusia sehingga Ia menyesal
-Allah berfirman maka pasti dilakukannya
-Allah berjanji maka pasti ditepatinya
-Allah tidak tahu menyesal
-Allah bukan manusia  yang harus menyesali apapun keputusan dan perbuatan dirinya

(sehingga menjadi dasar penting untuk memahami bagian -bagian Alkitab yang menggunakan kosa kata humanis "menyesal" untuk menunjukan maksud betapa apa yang telah terjadi sebuah kedukaan atau kesedihan yang mendalam bagi Allah kala manusia melakukannya)

Dan hal yang sama diucapkan oleh Yesus. Perhatikan serangkaian perkataan-perkataan Yesus berikut ini:

Lukas 21:29-33 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."

Jika perkataan Yesus tidak akan berlalu  sementara langit dan bumi akan berlalu, bukankah itu bermakna Allah bukan manusia, sementara Yesus adalah manusia??

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (36/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Keempat
Dengan Jalan Demikian Allah Telah Menggenapkan Apa Yang Telah Difirmankan-Nya Dahulu

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Kamis, 9 September 2016- telah diedit dan dikoreksi)

Bacalah lebih dulu: “bagian 35

Jika semua mau memperhatikan  dua tabel pertama dan satu tabel lainnya, maka begitu jelas terlihat apakah yang Yesus Sang Mesias miliki dan apakah yang tak dimiliki manusia dalam sebuah takaran yang tak dapat diukurkan oleh manusia. Sebab, siapakah yang sanggup menakarkan apa yang dimiliki Yesus menjadi satuan-satuan ukur yang dapat diupayakan manusia sehingga juga dimiliki? Dalam cara yang begitu gamblang, Yesus telah menunjukan “siapakah ia” dan “apakah tujuannya datang ke dalam dunia ini” dalam sabda dan kuasa penuh otoritas yang menempatkan setiap manusia adalah hamba-hamba ketakberdayaan pada apa yang paling tidak diinginkannya: maut. Tentu ini memang benar-benar otentik, misalkan saja:


Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"- Matius 19:16

 Atau

Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia." Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa."- Yohanes 6:33-34


Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."- Yohanes 4:15


Yang mana pada ketiga peristiwa di atas tersebut, mengangkat pertanyaan terbesar dan terpenting bagi manusia: apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup kekal?


Pertanyaan yang menjadi jembatan emas bagi terbangunnya sebuah relasi bagi manusia terhadap Yesus Sang Mesias, dimana pada “jembatan emas yang ada karena Yesus,” Yesus adalah jalan sekaligus tujuan tunggal untuk tempat bertanya dan sumber untuk menerima jawaban kebenaran pasti yang berkenan pada Allah. Ketika Yesus Sang Mesias telah menjadi salah satu rujukan diantara para rabi atau guru-guru agama bagi manusia untuk bertanya, akankah Yesus memberikan jawaban yang merupakan salah satu dari banyak jawaban di antara guru-guru agama Yahudi? Akankah Yesus Sang Mesias memberikan semacam racikan moralitas dan perbuatan-perbuatan baik yang akan mengisi dan memberikan bobot aktual pada kehidupan  rohani dan keberimanan mereka yang berporos pada pembangunan diri, terlepas dari Yesus Sang Mesias?

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (35/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Keempat
Sebagaimana Bapa Demikianlah Anak

 (Lebih dulu di “Bible Alone”-Selasa, 7 September 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian 34”  

Karena itulah apa yang diucapkan dan dikerjakannya memang benar-benar sebagaimana disabdakannya  yang menggambarkan dan menunjukan kepada dunia akan siapakah dirinya dan  apakah tujuannya datang kedalam dunia ini.


Berikut ini adalah penjelasan panjang mengenai Yesus olehnya sendiri kepada orang-orang Yahudi yang berusaha membunuhnya:


Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga." Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya. Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum. Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku. Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar; ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar. Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu. Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat, dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya. Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. Aku tidak memerlukan hormat dari manusia. Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia. Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?  Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu. Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"- Yohanes 5:17-47


Terpenting apa yang paling menjadi kerisauan orang-orang Yahudi adalah apakah penjelasan Yesus tentangnya sendiri yang berbunyi “Allah adalah Bapanya sendiri” telah menunjukan sebuah jati diri pada Yesus  dalam cara yang mustahil untuk diterima karena secara gamblang menyatakan kesamaan Yesus Sang Mesias dengan Allah sendiri. Dan itu bukan sebuah asumsi atau semacam kesalahpahaman antara Yesus dengan orang-orang Yahudi, sebab pada penjelasan selanjutnya, Yesus justru mengotentikan relasi dirinya dengan Allah tepat pada apa yang disabdakan dan apa yang dikerjakannya dalam perkataan dan pembuktian yang menunjukan sekalipun ia manusia tetapi ia adalah sama dengan Allah tanpa sebuah kebedaan derajat yang bagaimanapun pada kuasa dan otoritas yang terletak pada mulutnya atau perkataannya atau instruksinya atau sabdanya [itu sebabnya rasul Yohanes pada pembukaan injilnya, mengenai Yesus, telah menuliskan: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”]. Dan ia tetap adalah Sang Firman yang bersabda kepada semua manusia!

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (34/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Keempat
Sama Seperti Musa Meninggikan Ular, Demikian Juga Anak MAnusia Harus Ditinggikan

 (Lebih dulu di “Bible Alone”-Minggu, 5 September 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian 33

Sebagaimana Allah tak pernah menyatakan adanya problem pada diri-Nya berupa konsepsi pendeta Dr. Erastus Sabdono yaitu pembuktian corpus delicti kepada para nabi-Nya yang menuliskan hukum Taurat dan Kitab para  nabi, pun demikian pada Yesus Sang Penggenap kitab suci menegaskan kebenaran yang telah dituliskan pada masa purba dibandingkan dengan kehadirannya dan perkataannya atau ajarannya di bumi, bahwa setiap  kebenaran yang telah dinyatakan oleh para nabi kudus-Nya itu adalah benar, lengkap dan definitif sebab yang menyatakan kepada mereka adalah Roh Kudus yang mengetahui segala sesuatu pada Allah, termasuk hal-hal yang tersembunyi. Mari kita memperhatikan bagaimana Yesus Sang Mesias menyatakan bahwa para nabi tak pernah membawa pesan  tersembunyi atau memerlukan interpertasi yang begitu canggih  sampai-sampai memunculkan pesan yang tak sebagaimana kata dan bahasa itu berkomunikasi dengan pembacanya:


Lukas 4:16-21 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."

Di sini, Yesus Sang Kristus, bukan saja menyatakan  bahwa Ialah Sang Penggenap itu namun sekaligus menyatakan bahwa SIAPAKAH dirinya dan APAKAH TUJUANNYA adalah  tepat sebagaimana yang dinyatakan Roh Kudus kepada para nabi, sebagaimana nabi Yesaya menyatakan siapakah ia dan apakah tujuannya:


Ia adalah  orang yang diurapi Allah untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin
[di sini “kepada orang-orang miskin” sangat terkait dengan jenis kemiskinan yang justru menjadi dasar tunggal bagi keselamatan manusia: Matius 5:1-12, sebab pusat kebahagiaan manusia di dalam kesengsaraan/kemiskinan adalah Yesus Sang Kristus; itu sebabnya “Ia adalah orang yang diurapi Allah untuk menyampaikan kabar baik kepada orang miskin telah membuatnya sekalipun sebagaimana dengan nabi-nabi sebelumnya sekaligus tak ada yang sama seperti dirinya]


Ia adalah  dia yang diutus Allah untuk memberitakan pembebasan orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang
[di sini apa  yang dimaksudkan Yesus sebagai orang-orang tawanan adalah mereka yang berada di dalam perbudakan dosa dan maut atau iblis, perhatikan sabda Kristus ini: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”(Yohanes 8:31-32); “Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka." (Yohanes 8:34-36)—“ Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu”(Matius 12:28) ; Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi, pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka: "Dua belas bakul." Dan pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan Lalu kata-Nya kepada mereka: "Masihkah kamu belum mengerti?" (Markus 8:18-21)—“ Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia." Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek. Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata: "Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?" Ada yang berkata: "Benar, dialah ini." Ada pula yang berkata: "Bukan, tetapi ia serupa dengan dia." Orang itu sendiri berkata: "Benar, akulah itu." (Yoh 9:1-9) inilah siapakah Yesus dan inilah apakah tujuan Yesus ke dalam dunia yang berupa penggenap atas apa yang dituliskan para nabi berdasarkan panduan  Roh Kudus]



Apa yang dilakukan Yesus Kristus adalah berdasarkan siapakah ia dan apakah tujuannya berdasarkan apa yang dituliskan oleh para nabi kudus Allah, bukan berdasarkan konsepsi corpus delicti yang dibangun oleh  pendeta Dr. Erastus Sabdono.

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (33/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Keempat
Sama Seperti Musa Meninggikan Ular, Demikian Juga Anak MAnusia Harus Ditinggikan

 (Lebih dulu di “Bible Alone”-Jumat, 3 September 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian 32

Itu sebabnya di sepanjang perjanjian lama tidak akan pernah ditemukan relasi Allah dengan manusia bersimpangan dengan konsepsi pendeta Dr. Erastus yang menyatakan Allah bercela di hadapan iblis sehingga IA menciptakan manusia dengan agenda yang melibatkan manusia untuk melakukan pembuktian corpus delicti melawan iblis untuk menutupi kebercelaan Allah. Sebaliknya, Allah berkuasa atas umatnya, segenap manusia, segenap kejahatan di dunia ini dalam cara yang begitu keras, yaitu pembinasaan seketika pada apapun yang dikehendaki-Nya, dengan sebuah tujuan agar umat-Nya mengenal Siapakah IA yang tak berkenan pada kejahatan dalam IA begitu mengasihi umat-Nya. Tetapi sebelum kita melihat kedaulatan pemerintahan Allah dalam menghukum hingga membinasakan apapun juga kejahatan di dunia yang telah menjadi wilayah kekuasaan iblis tanpa iblis itu sendiri dapat menentang Allah, mari terlebih dahulu kita melihat siapakah Allah berdasarkan penyingkapannya kepada nabi Musa:

Keluaran 33:17-23 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Juga hal yang telah kaukatakan ini akan Kulakukan, karena engkau telah mendapat kasih karunia di hadapan-Ku dan Aku mengenal engkau." Tetapi jawabnya: "Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku." Tetapi firman-Nya: "Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani." Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup." Berfirmanlah TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu; apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat. Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan."


Keluaran 34:1-8 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pahatlah dua loh batu sama dengan yang mula-mula, maka Aku akan menulis pada loh itu segala firman yang ada pada loh yang mula-mula, yang telah kaupecahkan. Bersiaplah menjelang pagi dan naiklah pada waktu pagi ke atas gunung Sinai; berdirilah di sana menghadap Aku di puncak gunung itu. Tetapi janganlah ada seorangpun yang naik bersama-sama dengan engkau dan juga seorangpun tidak boleh kelihatan di seluruh gunung itu, bahkan kambing domba dan lembu sapipun tidak boleh makan rumput di sekitar gunung itu." Lalu Musa memahat dua loh batu sama dengan yang mula-mula; bangunlah ia pagi-pagi dan naiklah ia ke atas gunung Sinai, seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya, dan membawa kedua loh batu itu di tangannya. Turunlah TUHAN dalam awan, lalu berdiri di sana dekat Musa serta menyerukan nama TUHAN. Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: "TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat." Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah.

Kepada Musa, Allah telah bukan saja memperkenalkan siapakah Ia tetapi menyatakan Ia mulia tak bercela dan tak dapat didekati siapapun juga yang tak sekudus-Nya atau ia binasa. Bahkan di sini kekudusan-Nya tidak memerlukan bukti atau corpus delicti untuk menunjukan apakah kesalahan atau kejahatannya sehingga harus binasa dihadapannya selain kekudusan-Nya sendiri itulah hakim bagi siapapun dan apapun juga. Itu sebabnya Musa, sekalipun, membutuhkan kasih karunia (bukan perlindungan) berupa tindakan kasih Tuhan yang begitu kudus untuk mengasihinya sebagai yang dikasihi-Nya dan dikehendaki-Nya utuk mengenal-Nya: " Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup." Berfirmanlah TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu; apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat. Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan.” 



Karena ini adalah natur penghakiman Allah, bahwa penghakiman itu secara absolut berdasarkan kekudusan-Nya semata, maka kita bisa memahami siapakah Yesus kala ia bersabda seperti ini:

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (32/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Keempat
Ingatlah Apa yang Dikatakannya Kepadamu!
(Lebih dulu di “Bible Alone”-Selasa, 31 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu:”bagian 31

Bukan hanya Yesus Sang Mesias yang telah bangkit dari antara orang mati tak pernah sama sekali memberikan informasi-informasi lebih kini daripada sebelumnya yang bagaimanapun juga, termasuk apapun juga yang hendak menyatakan bahwa Allah memiliki problem atau bercela dihadapan iblis terkait barang bukti yang membuktikan secara akurat dan tak terbantahkan pada kejahatan-kejahatan iblis, tetapi juga Kitab Musa dan kitab para nabi yang menuliskan megenai apa yang harus terjadi Yesus (Yohanes 5:39-40; Yohanes 5:46-47; Yohanes 12:27; Matius 26:53-54; Lukas 24:44),sejak pada bagian permulaannya pun menyatakan tak pernah ada problem dalam rupa apapun terkait Allah yang kepayahan dan membutuhkan sebuah pertolongan hukum dari anak-anak Allah, dengan cara: mau menjadi corpus delicti dalam sebuah kesetiaan dan ketaatan hingga mati. Roh Kudus Sang Penolong yang dijanjikan oleh Yesus diutus oleh Bapa ke dalam dunia pada para rasul Kristus pun menyatakan hal yang sama.


Sebagaimana telah kita lihat pada Yesus Sang Mesias yang telah bangkit dari antara orang mati dan berkuasa penuh atas segenap semesta [Matius 28:18; Matius 11:27; Lukas 1:33; Yohanes 3:35], Roh Kudus tidak pernah sama sekali menyingkapkan adanya problem Allah bercela di hadapan iblis berdasarkan penggenapan oleh Kristus terhadap hukum Taurat, pun demikian oleh para rasul Kristus yang telah memiliki sebuah kehidupan mulia selama 40 hari bersama Yesus yang telah bangkit  dari antara orang mati berdasarkan kitab suci sebagai pondasi tunggal pengajaran iman dan pondasi tunggal membangun kehidupan yang bercahaya di hadapan dunia ini (bandingkan, misal, dengan1 Korintus 15:1-7), dan telah menerima kedatangan seorang Penolong  yaitu Roh Kudus yang tidak pernah sama sekali juga memberitakan problem pembuktian corpus delicti iblis dihadapan Allah kepada para rasul sehingga menjadi isi pokok dan penting bagi pemberitaan injil Kristus.  


Sebaliknya inilah yang dinyatakan oleh salah satu rasul Kristus yang telah dipimpin atau digembalakan oleh Roh Kudus akan apa yang harus dikatakan atau disampaikan (Yohanes 16:13,15) terkait kebenaran akan keselamatan yang dari dari Allah itu, misal sebagaimana yang diutarakan oleh Paulus:


1Korintus 2:6-6-10Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan. Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia. Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.


Apa  yang luar biasa dari pernyataan ini, bukan sekedar pada para rasul itu dapat berkata demikian karena telah memiliki otoritas dan kebenaran berdasarkan telah selama 40 hari bersama-sama dengan Yesus  yang telah bangkit dari antara orang mati, dan juga bukan sekedar pada sekedar fakta semua rasul itu telah menerima Roh Kudus Sang Penolong yang akan menyertai mereka dan menuntun setiap perkataan pemberitaan injil. Tetapi pernyataan itu disampaikan  dan dinyatakan kepada para rasul dan jemaat, sebagai Ia yang  menyelidiki segala sesuatu bahkan hal-hal yang tersembuyi dalam diri Allah, bahkan hal-hal yang tesembunyi dalam diri Allah.” Hal ini, dengan demikian, menunjukan bahwa tidak ada satupun pemberitaan  oleh para rasul yang tidak lengkap atau tidak utuh atau masih kurang dan baru akan dikemukakan pada masa yang akan datang setelah para rasul utama Kristus. Kedefinitifan yang dimiliki oleh para rasul berdasarkan Roh Kudus, dengan demikian dapat juga dikatakan: bukan saja tak mengandung kesalahan, tak mengandung kebiasan dan tak mengandung elemen-elemen kehendak diri berdasarkan hubungan emosional dengan Yesus Kristus yang begitu terlanjur terpesona sehingga terlampau subyektif [sebetulnya jikapun kita ingin memasukan elemen hubungan emosional antara Yesus dengan para muridnya, lebih tepat dikatakan sebagai relasi yang sangat negatif yang telah memukul bukan saja dasar-dasar kepercayaan personal tetapi sendi-sendi kepercayaan keimanan bahwa ia adalah Sang Penggenap hukum Taurat dan kitab para nabi- relasi negatif yang saya maksudkan adalah sebagaimana yang tercatat pada teks-teks  pada Alkitab berikut ini: Matius 16:21-22; Matius 26:51-53- bandingkan dengan Matius 26: 57-58,65-74; Yohanes 12:23-24,27,31-33 dan 34; Lukas 24:17-27). Kedefinifannya dengan demikian berlandaskan kebenaran sejak di dalam kekekalan secara utuh atau sebuah kebenaran yang disampaikan oleh Roh Kudus berdasarkan Ia telah menyelidiki segala sesuatu bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (31/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Keempat
Ingatlah Apa yang Dikatakannya Kepadamu!

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Minggu, 29 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian 30”  

Kedudukan para rasul Kristus yang berada di bawah pengutusan Kristus (Lukas 24:48-50; Matius 28:16-20; Markus 16:14-16,19-20; Yohanes 21:15-19; Kisah Para Rasul 1:8-9) yang memberikan bagi mereka: otoritas dan kuasa, serta mandat untuk memberitakan injil Kristus setelah mereka diperlengkapi dengan kuasa yang akan-kala itu- diberikan oleh Roh Kudus, telah membuat mereka membawa pada diri mereka kebenaran-kebenaran yang telah ditegakan Kristus di bumi ini. Kebenaran-kebenaran yang berdiri di atas kitab Taurat dan kitab para nabi yang telah digenapi oleh Yesus Sang Mesias. Dan jika memperhatikan apakah bunyi pengutusan beserta apakah tugas yang harus dilakukan dalam pengutusan tersebut, tetap tak ada sama sekali perubahan atau koreksi atau modifikasi pada selama antarwaktu sebelum kematian, kematian dan sesudah kematian atau setelah kebangkitannya dari antara orang mati. Tetap sama dan tak ada tambahan. Setelah Yesus masuk ke dalam kematian dan bangkit dari kematian, tak ada sama sekali sebuah koreksi, pelengkapan, atau modifikasi.  Segera setelah Yesus bangkit bahkan para malaikat tidak memberikan maklumat yang bagaimanapun terkait Yesus yang telah bangkit dari kubur, maklumat  yang bagaimanapun juga untuk menunjukan semacam ketaktepatan Yesus dalam pengajaran-pengajaran sebelumnya. Tak juga ada indikasi ketaklengkapan atau kekeliruan pada ajaran dan pada rangkaian panjang pernyataan-pernyataan Yesus yang berbunyi: “ Aku datang untuk menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi” (Matius 5:17-18), termasuk  pengajaran Yesus semacam ini: “Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan" (Matius 20:17-19, dan juga: Lukas 18:31-34, Markus 8:31,9:31, 10:32-34). Tak ada sama sekali indikasi dan pernyataan terbuka yang menunjukan kekeliruan dan kesalahan fatal  pada pernyataanya yang ini: “Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah… Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.” (Yohanes 12:23-24, 27). Tak ada sama sekali indikasi dan pernyataan terbuka yang menunjukan kekeliruan dan kesalahan ringan atau fatal pada pernyataannya yang ini: “Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku" (Yohanes 12:31-32) yang menunjukan kuasanya atas iblis, dan pada bagaimana ia harus mati (Yohanes 12:33). Tidak juga ada satu pernyataan sesamar apapapun atau yang terbuka untuk menunjukan bahwa keraguan orang-orang Yahudi yang berbunyi: "Kami telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?"(Yohanes 12:34) terbukti benar sehingga pernyataan Yesus bahwa ia datang untuk menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi yang mencakup kemesiasannya, dengan demikian salah dan tak terbukti demi hukum Taurat itu sendiri dan kitab para nabi. Tidak ada sedikit saja pernyataan Yesus yang semacam ini “Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?" (Matius 26:53-54) adalah pernyataan seorang “megalomania” yang memandang dirinya begitu ilahi dan begitu sabdaiah yang sedang terpojok dan yang sedang terpuruk dihadapan pedang dan kuasa politik dunia demi harga dirinya dihadapan pedang terhunus yang sedang membelanya (Matius 26:52). Tidak ada kekeliruan dan kesalahan yang sehalus apapaun apalagi terkutuk bagi Yesus saat ia sebelum kematiannya bersabda mengenai dirinya adalah: “Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." (Yohanes 6:48-51) yang telah menimbulkan pertengkaran besar (Yohanes 6:52) dan yang telah mengakibatkan banyak orang yang dikenali publik sebagai para pengikut Yesus memutuskan untuk mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia (Yohanes 6:66). Tak ada satu indikasi yang bagaimanapun atau pernyataan gamblang bahwa pengajaran Yesus sebelum kematiannya merupakan pengajaran yang terlampau keras dan terlampau berlebihan untuk diucapkan kepada sesama manusia, sehingga benarlah ini: “Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" (Yohanes 6:60). Tak ada kesalahan sama sekali pada Yesus dan sabdanya saat ia sedang menyatakan siapakah Ia pada mulanya dan selama-lamanya bahwa  ia tak bermula dan tak berakhir baik dahulu sebelum masuk ke dalam dunia dan sesudah ia masuk ke dalam dunia ini sementara ia telah menjadi manusia, seperti ia telah nyatakan sebelum kematiannya: “Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?” (Yohanes 6:62) sementara ia pada saat yang sama sedang memberitakan kematiannya sebagai penggenapan kitab suci (Lukas 24:25-27,44). 


Tidak ada sama sekali koreksi dalam bentuk yang bagaimanapun setelah kebangkitannya dan bahkan itu ditegaskan oleh 2 malaikat yang menampakan diri di kubur yang telah kosong sebab Yesus telah bangkit dari antara orang mati, tepat sebagaimana ia telah bersabda:

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (30/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Ketiga
Apa Yang Tertulis Dalam Hukum Taurat Dan Kitab para Nabi

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Minggu, 29 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian 29”  

Siapakah Yesus Kristus dan apakah tujuannya datang ke dalam dunia dan hanya dirinyalah Sang Penggenap, memang bernilai abadi di dunia ini atau akan senantiasa melintasi masa demi masa dan generasi demi generasi dan memang Ia kekal. Sebab Ia adalah Sang Penyabda dan Sang Penggenapnya, tepat sebagaimana Sang Kristus menyatakannya sendiri relasi dirinya dengan hukum Taurat adalah: “selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.” Dua komponen keabadian melekat secara manunggal pada diri Yesus, pertama: “selama belum lenyap langit dan bumi ini” yang merujukan keabadiannya di dalam ruang dan waktu; kedua “sebelum semuanya terjadi” yang menunjukan kekekalan dirinya sebagai Sang Penyabda dan Sang Penggenapnya sebab ini secara total adalah “satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat.” Itu sebabnya “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya” (Matius 5:17:18) yang diucapkannya dan dilakukannya sebagaimana sabdanya dalam Ia  Sang Firman telah menjadi manusia (Yohanes 1:1,14) memang dilakukannya sebagai satu-satunya yang berkuasa sebagaimana Allah itu sendiri berkuasa. Ia Sang Firman melakukannya sebagai Ia telah menjadi manusia yang tinggal di antara manusia dan yang memang harus memenuhi tuntutan Taurat. Apa yang membuatnya sekalipun adalah manusia yang sama seperti semua manusia namun secara eksistensial tidak sama sama sekali dihadapan hukum Taurat dan kitab para nabi adalah relasinya dan kehendak diri terhadap Taurat yang bukan saja sebangun dan selaras tetapi benar-benar ia sendiri memiliki kekudusan, kuasa dan otoritas yang memampukan mulutnya-raganya dan jiwanya untuk bersabda: selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi terhadap “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”


Ia memenuhi tuntutan hukum Taurat sebagai ia satu-satunya manusia yang memiliki raga dan jiwa yang memang adalah hamba terhadap sabda Allah agar ditaati, tepat sebagaimana semua manusia. Akan tetapi apa yang membuat dirinya tak sama dengan semua manusia lainnya adalah: ia bukan sekedar mentaati-Nya tetapi menggenapi-Nya pada dirinya sendiri sebagaimana Allah bermaksud dan berkehendak pada semua manusia. Juga apa yang membuat dirinya tak sama dengan semua manusia lainnya di dalam ia telah menjadi manusia sehingga sama seperti semua manusia lainnya, adalah bagaimana ketaatan Yesus adalah ketaatan yang sepenuh-penuhnya pikiran Allah dan kehendak Allah dalam tak berkecacatan dan dalam tak sedikit saja kurang sempurna atau apalagi kurang sedikit saja tidak seperti yang Bapa kehendaki. Itu sebabnya Ia berkata selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Yesus sendiri berkata bahwa apa yang dilakukannya adalah satu-satunya cara dan tidak ada lagi yang lain jika siapapun mau masuk ke dalam  Kerajaan Sorga atau terluput dari kebinasaan akibat sedikit saja meleset dari kebenaran ini sebagaimana ia bersabda sebagai Ia Sang Penggenap berikut ini:

Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.- Matius 5:19

Kesempurnaan yang tak bercela saja yang akan memampukan seseorang untuk menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga; jikalau ada yang mengajarkan dan melakukan dengan meniadakan salah satu perintah sekalipun yang paling kecil maka ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam sorga. Bagi manusia yang penuh kelemahan dan memiliki kemampuan yang unik antarmanusia, ini masih berita baik dan teramat baik,  secara  khusus pada “siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkan demikian  kepada orang lain.”


Semua manusia pada era Yesus begitu berharap agar setidak-tidaknya diri mereka dapat memiliki kehidupan kekal. Tetapi apakah mereka dapat bahkan sekedar pada kategori “tempat paling rendah di dalam Kerajaan Sorga?” Akan adakah satu saja yang bisa berada di tempat paling rendah di dalam Kerajaan Sorga, tidak binasa berdasarkan ketaatan pada tuntutan hukum Taurat? 



Beginilah sabda Sang Penggenap kepada semua pendengarnya:
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9