F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (31/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Keempat
Ingatlah Apa yang Dikatakannya Kepadamu!

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Minggu, 29 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian 30”  

Kedudukan para rasul Kristus yang berada di bawah pengutusan Kristus (Lukas 24:48-50; Matius 28:16-20; Markus 16:14-16,19-20; Yohanes 21:15-19; Kisah Para Rasul 1:8-9) yang memberikan bagi mereka: otoritas dan kuasa, serta mandat untuk memberitakan injil Kristus setelah mereka diperlengkapi dengan kuasa yang akan-kala itu- diberikan oleh Roh Kudus, telah membuat mereka membawa pada diri mereka kebenaran-kebenaran yang telah ditegakan Kristus di bumi ini. Kebenaran-kebenaran yang berdiri di atas kitab Taurat dan kitab para nabi yang telah digenapi oleh Yesus Sang Mesias. Dan jika memperhatikan apakah bunyi pengutusan beserta apakah tugas yang harus dilakukan dalam pengutusan tersebut, tetap tak ada sama sekali perubahan atau koreksi atau modifikasi pada selama antarwaktu sebelum kematian, kematian dan sesudah kematian atau setelah kebangkitannya dari antara orang mati. Tetap sama dan tak ada tambahan. Setelah Yesus masuk ke dalam kematian dan bangkit dari kematian, tak ada sama sekali sebuah koreksi, pelengkapan, atau modifikasi.  Segera setelah Yesus bangkit bahkan para malaikat tidak memberikan maklumat yang bagaimanapun terkait Yesus yang telah bangkit dari kubur, maklumat  yang bagaimanapun juga untuk menunjukan semacam ketaktepatan Yesus dalam pengajaran-pengajaran sebelumnya. Tak juga ada indikasi ketaklengkapan atau kekeliruan pada ajaran dan pada rangkaian panjang pernyataan-pernyataan Yesus yang berbunyi: “ Aku datang untuk menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi” (Matius 5:17-18), termasuk  pengajaran Yesus semacam ini: “Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan" (Matius 20:17-19, dan juga: Lukas 18:31-34, Markus 8:31,9:31, 10:32-34). Tak ada sama sekali indikasi dan pernyataan terbuka yang menunjukan kekeliruan dan kesalahan fatal  pada pernyataanya yang ini: “Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah… Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.” (Yohanes 12:23-24, 27). Tak ada sama sekali indikasi dan pernyataan terbuka yang menunjukan kekeliruan dan kesalahan ringan atau fatal pada pernyataannya yang ini: “Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku" (Yohanes 12:31-32) yang menunjukan kuasanya atas iblis, dan pada bagaimana ia harus mati (Yohanes 12:33). Tidak juga ada satu pernyataan sesamar apapapun atau yang terbuka untuk menunjukan bahwa keraguan orang-orang Yahudi yang berbunyi: "Kami telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?"(Yohanes 12:34) terbukti benar sehingga pernyataan Yesus bahwa ia datang untuk menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi yang mencakup kemesiasannya, dengan demikian salah dan tak terbukti demi hukum Taurat itu sendiri dan kitab para nabi. Tidak ada sedikit saja pernyataan Yesus yang semacam ini “Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?" (Matius 26:53-54) adalah pernyataan seorang “megalomania” yang memandang dirinya begitu ilahi dan begitu sabdaiah yang sedang terpojok dan yang sedang terpuruk dihadapan pedang dan kuasa politik dunia demi harga dirinya dihadapan pedang terhunus yang sedang membelanya (Matius 26:52). Tidak ada kekeliruan dan kesalahan yang sehalus apapaun apalagi terkutuk bagi Yesus saat ia sebelum kematiannya bersabda mengenai dirinya adalah: “Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." (Yohanes 6:48-51) yang telah menimbulkan pertengkaran besar (Yohanes 6:52) dan yang telah mengakibatkan banyak orang yang dikenali publik sebagai para pengikut Yesus memutuskan untuk mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia (Yohanes 6:66). Tak ada satu indikasi yang bagaimanapun atau pernyataan gamblang bahwa pengajaran Yesus sebelum kematiannya merupakan pengajaran yang terlampau keras dan terlampau berlebihan untuk diucapkan kepada sesama manusia, sehingga benarlah ini: “Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" (Yohanes 6:60). Tak ada kesalahan sama sekali pada Yesus dan sabdanya saat ia sedang menyatakan siapakah Ia pada mulanya dan selama-lamanya bahwa  ia tak bermula dan tak berakhir baik dahulu sebelum masuk ke dalam dunia dan sesudah ia masuk ke dalam dunia ini sementara ia telah menjadi manusia, seperti ia telah nyatakan sebelum kematiannya: “Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?” (Yohanes 6:62) sementara ia pada saat yang sama sedang memberitakan kematiannya sebagai penggenapan kitab suci (Lukas 24:25-27,44). 


Tidak ada sama sekali koreksi dalam bentuk yang bagaimanapun setelah kebangkitannya dan bahkan itu ditegaskan oleh 2 malaikat yang menampakan diri di kubur yang telah kosong sebab Yesus telah bangkit dari antara orang mati, tepat sebagaimana ia telah bersabda:


Lukas 24:1-8 tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka. Mereka mendapati batu sudah terguling dari kubur itu, dan setelah masuk mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus. Sementara mereka berdiri termangu-mangu karena hal itu, tiba-tiba ada dua orang berdiri dekat mereka memakai pakaian yang berkilau-kilauan. Mereka sangat ketakutan dan menundukkan kepala, tetapi kedua orang itu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga." Maka teringatlah mereka akan perkataan Yesus itu.


Dua orang penuh wibawa ilahi berkata kepada Maria dari Magdala, dan Yohana, dan Maria ibu Yakobus. Dan perempuan-perempuan lain (Lukas 24:10) bahwa semua perkataan/ajaran/ sabda Yesus adalah benar secara ilahi tanpa perlu sebuah catatan dari sorga yang bagaimanapun juga seolah kemanusiaan Yesus telah menimbulkan problem serius terkait kapasitas dan skalabilitas diri Yesus untuk benar-benar berotoritas dan berkuasa menjadi Sang Penggenap atas hukum Taurat dan kitab para nabi! Tak ada sama sekali tambahan pengajaran dari sorga dan apalagi pengajaran tambahan bernama pembuktian corpus delicti dari seorang manusia, kelak di sebuah waktu di masa mendatang untuk melengkapi dan mengoreksi situasi aktual  Allah yang tak secara terus terang dikemukakan oleh Yesus dan para malaikat-Nya, karena mungkin malu?? Tak ada sama sekali.


Yesus sendiri tidak buru-buru meninggalkan bumi ini pasca kebangkitan sekalipun memang tidak senantiasa bersama para murid sebagaimana sediakala sebelum kematiannya. Ia bahkan masih bersama-sama dengan para murid selama 40 hari lagi untuk membuktikan bahwa ia benar-benar bangkit:


Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.- Kisah Para Rasul 1:3


bahwa ia hendak membuktikan secara otentik pada segenap kemanusiaanya yang dapat diobservasi oleh para murid dan para pengikutnya yang begitu berduka atas kematiannya; bahwa ia memang benar-benar menggenapi setiap ucapannya terkait dirinya yang bertakhta di atas hukum Taurat dan kitab para nabi!  Bukan sekedar menunjukan dirinya tetapi ia menunjukan dirinya dengan banyak tanda [yang memang tidak dicatatkan secara spesifik apakah itu], tetapi yang jelas, durasi 40 hari adalah ruang dan waktu yang benar-benar kokoh bagi sedikitnya 11 pasang mata dan kemudian setidak-tidaknya 500 pasang mata untuk memiliki pengalaman hidup yang begitu mewah dan teramat mewah, berjumpa dan berinteraksi dengan Yesus yang telah bangkit dari antara orang mati, menggenapi Kitab suci:

Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal.- I Korintus 15:6


Ia,dengan demikian, telah memperlengkapi murid dengan kekayaan iman dan kebenaran berlimpah bagi 11 dan setidaknya 500 yang tercatat atau terlaporkan akan kebangkitannya dari kematian berdasarkan apa yang dikatakan oleh hukum Taurat dan kitab para nabi. Ia membuktikan serta memberikan dasar hidup dan kekal pada kebenaran sabdanya ini:


Yohanes 5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.


Yohanes 5:46-47 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"


Sekaligus  menjadi pondasi yang hidup tak terbantahkan di hadapan dunia dan iblis bagi saat yang begitu mulia dan megah untuk penggenapan-penggenapan ke depan yang hanya akan dapat dilakukannya, sebagaimana ia pernah bersabda sebelum kematiannya, kebangkitannya dan kenaikannya ke sorga, yaitu:

Yohanes 6:22-23 Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia.


Yohanes 6:25 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup.


Yohanes 6:27 Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia.


Yohanes 6:28 Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya,


Matius 25:31-34 Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.

Apa yang sedang disaksikan oleh para murid Kristus selama 40 hari, justru adalah sebuah koreksi  teramat keras pada ketakmampuan memahami relasi Yesus dengan hukum Taurat dan kitab para nabi, bagaimanakah seharusnya memandang kematian Yesus terhadap pengajaran berdasarkan hukum Taurat sebagaimana yang selama ini mereka yakini berdasarkan pengajaran-pengajaran otoratif para ahli Taurat dan Mahkamah Agama yang menyatakan: "… hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?"- Yohanes 12:34. Bahkan kali ini ia tak mengoreksi dengan berkata “tetapi aku berkata…” tetapi dengan membuktikan bahwa dirinya memang telah menggenapi hukum Taurat bahwa Mesias memang tak mati selama-lamanya; bukan saja Mesias itu tetap hidup tetapi Mesias itu berkuasa dan telah menaklukan kuasa kematian!


Selama 40 hari adalah sebuah durasi yang begitu kaya bagi 11 muridnya untuk bukan saja mengalami pemulihan tetapi telah mampu memandang relasi Yesus Kristus terhadap hukum Taurat dan kitab para nabi dalam cara yang tak terjelaskan sebab kini mereka bukan saja melihat Yesus yang telah datang ke dalam dunia  berdasarkan hukum Taurat dan kitab para nabi, tetapi kini mampu menerima, melihat dan hidup di dalam kebenaran bahwa Yesus telah pergi ke Yerusalem untuk mengalami penghinaan, penistaan, penyiksaan, penyaliban, kematian dan dikuburkan sebagai peristiwa berdasarkan hukum Taurat dan kitab para nabi (Lukas 24), dan tentu saja selama 40 hari mereka belajar menerima, melihat dan hidup bersama Sang Mesias yang telah bangkit dari kematian berdasarkan penggenapan hukum Taurat dan kitab para nabi. Melengkapi pelajaran sekitar 3 tahunan bersama Yesus Kristus sebelum kematiannya.


Kegemilangan demi kegemilangan menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi, itulah yang dipresentasikan oleh Yesus Sang Mesias. Tidak ada satu problem bersisa yang menunjukan baik Bapa, Anak dan Roh Kudus bercela dihadapan iblis. Tidak pernah begitu.


Para rasul yang telah mengalami waktu tambahan bersama Sang Penggenap dalam kurun waktu 40 hari pasca Yesus telah bangkit dari kematian, pun tidak menerima pengajaran apapun yang mengindikasikan bahwa Allah  bercela dihadapan iblis sehingga memerlukan pembuktian corpus delicti. 40 hari yang mereka miliki adalah hari-hari penuh kemuliaan bagi mereka sebab Yesus yang mereka jumpai adalah Yesus yang telah menaklukan maut. Pasca Yesus bangkit dari kematian, tak pernah Yesus memberikan pengajaran tambahan atau pelengkap yang menyatakan bahwa sebetulnya Bapa memiliki agenda yang lebih agung dari sekedar merestorasi citra Allah pada manusia yang rusak akibat kejatuhan ke dalam kuasa  dosa, yaitu sebuah agenda melibatkan manusia untuk membuktikan kesalahan iblis dalam cara yang memenuhi prinsip kebenaran dan keadilan Allah, yang disebut pembuktian corpus.




Itu tak pernah ada sama sekali, itu sebabnya pengajaran para rasul tidak mengalami perubahan menuruti zaman, budaya dan kondisi sosial, budaya, ekonomis dan spiritualisme yang berkembang dan lebih kompleks, sebagaimana terlihat pada  pengajaran  para rasul pasca Yesus telah naik ke sorga.

Misalkan saja:

Kisah Para Rasul 5:26-32 Maka pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait Allah, lalu mengambil kedua rasul itu, tetapi tidak dengan kekerasan, karena mereka takut, kalau-kalau orang banyak melempari mereka. Mereka membawa keduanya dan menghadapkan mereka kepada Mahkamah Agama. Imam Besar mulai menanyai mereka, katanya: "Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami." Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia. Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia."


Kami adalah saksi dari segala sesuatu itu” mencakup 40 hari Yesus menampakan diri kepada mereka, serangkaian penampakan yang disertai dengan pembuktian-pembuktian yang membuat mereka memiliki dasar yang tak tergoyahkan bahwa dialah Sang Penggenap hukum Taurat dan kitab para nabi.


Bahkan Stefanus Martir  dalam Kekristenan, didalam pimpinan/tuntuan/penggembalaan Roh Kudus berdiri di hadapan para lawan injil dan dapat secara menakjubkan memaparkan melalui mulutnya sendiri rencana penyelamatan Allah dalam sebuah kronologis yang menakjubkan. Dalam pejelasannya  secara rasional ia memulainya dari seorang individu pilihan, keluarga pilihan yang pada akhirnya membentuk bangsa pilihan yang akan menjadi jalan bagi kehadiran Sang Firman menjadi manusia! Perhatikan Kisah Para Rasul 7:1-53 dan perhatikanlah secara lebih khusus pada:

Kisah Para Rasul 7:37 Musa ini pulalah yang berkata kepada orang Israel: Seorang nabi seperti aku ini akan dibangkitkan Allah bagimu dari antara saudara-saudaramu.

Hendak menunjukan pada Yesus adalah Nabi yang sedang dinubuatkan oleh Musa!


Kisah Para Rasul 7:51-53 Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh. Kamu telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, akan tetapi kamu tidak menurutinya."

Yang menunjuk pada Yesus dan menggemakan kembali dalam penuntunan Roh Kudus untuk menyatakan relasi Yesus terhadap hukum Taurat dan bahwa Musa menuliskan tentang Yesus, namun mereka tolak dan mereka bunuh!


Sebagaimana Yesus sebelumnya, maka Stefanus hanya menerima penolakan, kemarahan yang membuahkan hasrat membunuh yang begitu kuat dari jiwa mereka untuk segera dituntaskan:

Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah." Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku." Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.- Kisah Para Rasul 7:54-60


Sebuah peristiwa  kematian yang menunjukan betapa luar biasanya penggembalaan Roh Kudus atas  bukan saja jiwanya tetapi raganya sehingga mulutnya dapat berkata: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku." Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!"


Ini adalah pembantaian karena nama Yesus dan kebenarannya yang turut disetujui Salulu (yang kelak menjadi rasul Kristus dan yang surat-suratnya kemudian menjadi salah satu yang penting dalam penggembalaan jemaat Tuhan):

Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh. Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria.- Kisah Para Rasul 8:1


Pada momen inilah menjadi permulaan penganiayaan hebat pada jemaat Tuha yang mana Saulus menjadi motor besar pergerakan ini:

Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.- Kisah Para Rasul 8:3


Pada pokoknya pengajaran dan pondasi iman dan keberimanan umat Tuhan itu berdasarkan Yesus Kristus Sang Penggenap hukum Taurat dan  kitab para nabi. Bukan sekedar pengajaran yang diserap berdasarkan fanatisme dan penciptaan kredo demi kredo, tetapi melalui sebuah dinamika yang begitu keras dan menggoncangkan para rasul Kristus. Pengajaran  yang berpondasikan pada Yesus Sang Penggenap hukum Taurat dan kitab para nabi, merupakan pengajaran yang bukan saja menggenapi apa yang telah terjadi pada Yesus dan digenapi oleh Yesus tetapi juga pada apa yang akan dan masih menantikan saat-Nya untuk digenapi-Nya berdasarkan apa yang telah digenapi-Nya. Selama 40 hari, 11  rasul dan juga setidaknya 500 saudara telah menjadi saksi hidup yang begitu fundamental bagi formasi penggenapan amanat Agung Yesus Kristus, yang berlangsung di dalam penggembalaan Roh Kudus yang bukan sekedar meletakan kata-kata yang harus diucapkan, tetapi menyertai mereka dengan mujizat-mujizat tepat sebagaimana dahulu para rasul ini disertai oleh Yesus Kristus:


Kisah Para Rasul 5:12-16 Dan oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda dan mujizat di antara orang banyak. Semua orang percaya selalu berkumpul di Serambi Salomo dalam persekutuan yang erat. Orang-orang lain tidak ada yang berani menggabungkan diri kepada mereka. Namun mereka sangat dihormati orang banyak. Dan makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan, bahkan mereka membawa orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya, dan membaringkannya di atas balai-balai dan tilam, supaya, apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang dari mereka. Dan juga orang banyak dari kota-kota di sekitar Yerusalem datang berduyun-duyun serta membawa orang-orang yang sakit dan orang-orang yang diganggu roh jahat. Dan mereka semua disembuhkan.




Tetapi, sebagaimana dahulu Yesus, sekalipun mereka begitu dihormati oleh orang banyak, namun ancaman maut berdasarkan kebencian para pemimpin agama terus memburu kehidupan  para rasul:

Kisah Para Rasul 5:17-18 Akhirnya mulailah Imam Besar dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati. Mereka menangkap rasul-rasul itu, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota.


Dan memburu kehidupan para jemaat Tuhan di Yerusalem sekalipun mereka disukai oleh banyak orang dan dihormati:


Kisah Para Rasul 8:2-3 Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.



Sekalipun demikian, sementara mereka diburu, dalam perburuan itu mereka tetap memberitakan injil, hal yang pada prinsipnya menjadi sumber kebencian para pemimpin agama atas kehidupan mereka:

Kisah Para Rasul 8:4-7 Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil. Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan.



Problem para jemaat Tuhan gembalaan para rasul Kristus ini bagi para pemimpin agama, bukan soal moralitas yang begitu buruknya dan mengancam kehidupan yang berakhlak di tengah-tengah masyarakat. Bukan itu, sebab faktanya mereka begitu dihormati dan disukai banyak orang. Lalu apakah yang membuat mereka begitu dibenci? Hanya satu: mereka memberitakan Yesus dan segenap ucapan yang pernah dikatakan dan diajarkan kepada para rasul, yang telah disampaikan oleh para rasul!


Itu sebabnya para penguasa politik dan pemimpin agama hanya memiliki satu keberatan kepada mereka, yaitu: jangan pernah lagi memberitakan nama Yesus kepada  masyarakat:


Kisah Para Rasul 4:1-13 Ketika Petrus dan Yohanes sedang berbicara kepada orang banyak, mereka tiba-tiba didatangi imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orang-orang Saduki. Orang-orang itu sangat marah karena mereka mengajar orang banyak dan memberitakan, bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati. Mereka ditangkap dan diserahkan ke dalam tahanan sampai keesokan harinya, karena hari telah malam. Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki. Pada keesokan harinya pemimpin-pemimpin Yahudi serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat mengadakan sidang di Yerusalem dengan Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar. Lalu Petrus dan Yohanes dihadapkan kepada sidang itu dan mulai diperiksa dengan pertanyaan ini: "Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?" Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus: "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua, jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati--bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu. Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan--yaitu kamu sendiri--,namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus.

Kisah Para Rasul 4:16-18 dan berkata: "Tindakan apakah yang harus kita ambil terhadap orang-orang ini? Sebab telah nyata kepada semua penduduk Yerusalem, bahwa mereka telah mengadakan suatu mujizat yang menyolok dan kita tidak dapat menyangkalnya. Tetapi supaya hal itu jangan makin luas tersiar di antara orang banyak, baiklah kita mengancam dan melarang mereka, supaya mereka jangan berbicara lagi dengan siapapun dalam nama itu." Dan setelah keduanya disuruh masuk, mereka diperintahkan, supaya sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus.


Yesus Sang Mesias yang telah bangkit dari antara orang mati dan telah selama 40 hari memperlihatkan dirinya telah bangkit dari antara orang mati sebagai penggenapan hukum Taurat dan kitab  para nabi, yang menjadi pondasi penuh kuasa bagi para rasul Kristus untuk bergerak dari Yerusalem ke seluruh dunia, untuk memberitakan injil. Yesus dan para rasul tak pernah mengajarkan pembuktian corpus delicti kepada jemaat, sebab Yesus tak pernah mengajarkan dan kebangkitannya dari kematian masih menyisakan problem pembuktian corpus delicti atau Allah bercela dihadapan iblis. Sebaliknya kebangkitannya adalah bukti tak terhancurkan dihadapan iblis. Selama 40 hari mereka  telah hidup bersama Yesus yang telah menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi terkait pengampunan dosa, pengudusan dan memiliki kehidupan didalam Bapa melalui dan didalam Yesus Kristus beserta karyanya di atas salib yang berakhir pada kebangkitannya dari antara orang mati. Selama 40 hari mereka memiliki dasar yang kokoh untuk penggenapan-penggenapan yang masih menantikan saatnya, termasuk diantaranya: “"Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya” (Kisah Para Rasul 1:6-7).



Bersambung ke bagian 32


Segala Kemuliaan Hanya Bagi Allah


No comments:

Post a Comment

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9